Dialog Patriot Covid-19 Jatim dengan Founder Harian Disway Dahlan Iskan

Dialog Patriot Covid-19 Jatim dengan Founder Harian Disway Dahlan Iskan

Dahlan juga menegaskan bahwa kawan lamanya Antony Utomo terpilih sebagai patriot bukan karena kedekatannya. Antony terpilih karena diusulkan pembaca Harian Disway. “Memang hebat dia,” kata Dahlan.

Thony membantu UMKM yang terimbas pandemi. Ia juga menyiapkan vaksinasi merdeka untuk karyawan perusahaan di Jatim tanpa bayar.

Pemkot Surabaya meminta bantuannya untuk ikut membantu vaksinasi massal. Sebab, vaksinasi terpusat yang digelar pemkot Surabaya ternyata tidak tepat sasaran. Banyak penduduk luar kota yang ikut memanfaatkan layanan itu. “Kadin dan EO (Entrepreneur Organization) ikut membantu,” kata Managing Director Utomodeck Group tersebut.

Thony juga menyapa Imelda M. Harsono yang hadir mewakili ayahnyi: mendiang Arief Harsono. Pewaris PT Samator itu ia anggap sebagai seniornya di EO.

Dahlan menangis saat Imelda diberi kesempatan bicara. Ia teringat Imelda yang menangis di dekat peti jenazah ayahnyi. Ia yakin Samator akan kuat di tangan Imelda. “Anda lebih muda. Dan Anda bisa meneruskan Samator untuk mengabdi ke publik,” katanya.

Samator adalah salah satu contoh perusahaan milik bangsa sendiri yang bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Tanpa bergantung pada luar negeri.

Saat gelombang kedua Covid-19 menyerang, oksigen langka.  Samator menjadi tumpuan tanah air. Samator Group memiliki 50 pabrik oksigen dan 100 pos pengisian di berbagai daerah.

Kini Samator juga membangun rumah oksigen di Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Diharapkan fasilitas itu bisa membantu penanganan pasien saat gelombang ketiga Covid-19 menyerang lagi.

FOUNDER Harian Disway Dahlan Iskan berbincang dengan Koko-Cici Jawa Timur yang hadri dalam dialog Patriot Covid-19 Jawa Timur di Harian Disway News House. (Foto: Eko Suswantoro-Harian Disway)

Pendiri Profesor Nidom Foundation Prof Chairul Anwar Nidom mengingatkan, serangan gelombang ketiga Covid-19 akan datang. Virus terus bermutasi. “Yang perlu diwaspadai sekarang varian lambda,” kata ahli virus Universitas Airlangga itu.

Varian yang ditemukan di Peru dan Filipina itu lebih ganas ketimbang varian delta yang menyerang di gelombang kedua Covid-19. Varian tersebut bisa menembus antibodi yang terbentuk dari vaksinasi.

Ia mewarning bahwa semua warga dunia masih belum bisa santai. Covid-19 masih akan terus bermutasi. Butuh patriot-patriot lain untuk menghadapi situasi ini. Simak dialog dengan Patriot Covid-19 Jatim selengkapnya di channel YouTube DI's Way. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: