Bekuk Teroris, Polri Dikritik
Penangkapan empat terduga teroris pada Jumat (10/9) biasa saja. Komentar pengamat Ridlwan Habib membuat deg-degan. Katanya, itu bisa memicu balas dendam. Juga, bukti deradikalisasi gagal. Warning plus kritik.
EMPAT terduga teroris ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri di Jakarta dan Bekasi Jumat.
Kepala Bagian Penerangan Umum, Divhumas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan kepada pers Sabtu (11/9) mengatakan, ”Total empat tersangka teroris ditangkap kemarin.” Tiga di Bekasi, seorang di Jakarta Barat.
Inisialnya, MEK, S, SH, dan AR alias T. Semuanya jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
Penangkapan di kurun waktu pukul 05.30 sampai 08.00 WIB, tiga ditangkap, yakni MEK, S, dan SH. Nomor empat, AR alias T, pada 15.35 WIB di Perumahan Griya Syariah 2 Blok G, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Bekasi.
”Keterlibatan AR sebagai Dewan Syuro Jamaah Islamiyah di masa Amir Parawijayanto,” kata Ramadhan.
AR residivis teroris. Pernah ditangkap pada 2004 karena menyembunyikan Ali Gufron alias Mukhlas, tersangka bom Bali 1, 2002. Ia dihukum 3,5 tahun, bebas 2017.
Dengan keterangan itu, berarti AR alias T adalah Abu Rusydan alias Thoriqudin.
Menanggapi itu, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib dalam siaran pers, Minggu (12/9), menyatakan:
”Kalau betul AR alias T yang ditangkap polisi adalah Abu Rusydan, berarti itu penangkapan yang sangat serius. Ini figur yang sangat terkenal di kelompoknya.”
Dilanjut: ”Abu Rusydan berlatih militer di Camp Sadda, Pakistan, dan sempat berinteraksi langsung dengan Osama bin Laden. Ia pernah dihukum karena menyembunyikan pelaku bom Bali, Mukhlas.”
Lanjut: ”Setelah bebas, Abu Rusydan berdakwah keliling Indonesia dan sangat populer di Youtube.”
Lanjut: ”Tokoh senior ini banyak murid online-nya yang dalam istilah kontraterorisme disebut lone wolf.”
Analisis Ridlwan, itu bisa menimbulkan aksi balas dendam. Yang ia sebut sebagai lone wolf. Contoh terbaru lone wolf: Zakiah Aini, 25, yang ditembak mati karena menerobos Mabes Polri Rabu sore, 31 Maret 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: