Ketika Marquez Mencari Riding Style Terbaiknya
MARC Marquez sukses finis kedua di MotoGP Aragon Minggu lalu. Ia sudah begitu dekat dengan kemenangan. Namun, Francesco Bagnaia terlalu kuat untuk ia taklukkan di lap terakhir. Saling salip tujuh kali, Marquez akhirnya harus puas di podium kedua.
Posisi kedua itu begitu berharga bagi Marquez. Maupun timnya, Repsol Honda. Maklum, musim ini hanya dua kali ia masuk top three. Selain di Aragon, satu podium lain diraih di Sachsenring, Jerman. Di sana ia naik podium tertinggi alias menang.
Nah, dua lomba itu mampu diakhiri Marquez dengan kompetitif karena memiliki kesamaan. Sirkuitnya sama-sama anti-clockwise. Tikungan ke kiri lebih banyak daripada ke kanan.
Sachsenring lebih ekstrem. Tikungan ke kiri nyaris tiga kali dari tikungan ke kanan. Aragon memang tidak seekstrem Sachsenring, tetapi sudah cukup membantu.
Dengan balapan di sirkuit yang banyak menikung ke kiri, lengan kanan Marquez bisa istirahat. Itulah lengan kanan yang tahun lalu mengalami patah tulang humerus. Yang harus dioperasi tiga kali karena dua operasi awal tidak berhasil dengan maksimal.
Dengan kondisi seperti itu, Marquez membuktikan diri bahwa ia tetaplah yang dulu. Sanggup bersaing di barisan depan, asalkan kondisi fisiknya fit.
Lengan kanan yang baru pulih dari operasi tidak bisa diandalkan sepenuhnya seperti sebelum mengalami kecelakaan. Marquez sudah habis-habisan untuk membuat lengannya kembali seperti semula. Saat pembalap lain liburan musim panas, Marquez liburan lebih singkat demi menjalani serangkaian program untuk memperkuat lengannya.
Sejauh ini, hasilnya belum memuaskan. Buktinya, ia hanya bisa naik podium di sirkuit anti-clockwise. Padahal, di MotoGP, posisi start memegang peran yang lebih penting untuk menentukan juara.
Namun, bukan Marquez kalau gampang menyerah. Ia terus melakukan pencarian untuk menentukan riding style terbaik, sesuai dengan kondisi motor dan lengannya.
Namanya pencarian, tidak pernah mudah. Marquez sampai terjatuh 18 kali sepanjang musim ini. Itu adalah jumlah tertinggi . Padahal, jumlah balapan yang diikuti Marquez lebih sedikit. Ia absen di dua lomba di Qatar.
”Saya terjatuh ketika berusaha menggunakan gaya membalap lama saya,” katanya. ”Artinya, saya harus menyesuaikan riding style, dan itu lumayan berhasil,” ucap Marquez.
MotoGP musim ini masih tersisa lima seri. Tidak ada lagi sirkuit anti-clockwise. Artinya, kalau mau kompetitif, Marquez harus menemukan riding style terbaik. (Nanang Prianto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: