Tanpa Pengawet, Enak, dan Fresh
Saringlah agar adonan halus dan tidak menggumpal. Lantas adonan didadar satu per satu. Usahakan di atas wajan berteflon antilengket. Bila siap maka diberi isian yang ditumis dengan bumbu. Lantas diolesiputih telur dan digulung-gulung di atas tepung panir. ”Siap deh dikemas dan disimpan dalam freezer,” kata ibu lima anak itu.
Bila disimpan dalam freezer, produk Zuzy Frozen Food bertahan selama kurang lebih tiga bulan. Sementara di suhu ruangan, produknya hanya bertahan sehari saja. ”Maklum karena produk saya enggak pakai bahan pengawet makanya memang enggak bisa awet tapi pasti sehat,” ungkap nenek satu cucu itu.
Saat hendak menggorengnya, Suzy menyarankan untuk mengeluarkan makanan daalm freezer 2-3 jam sebelumnya. Atau bila yakin akan menggorengnya esok hari, pindahkan makanan yang akan digoreng dari freezer ke rak lemari es. ”Sebab kalau menggoreng saat beku maka akan sulit membuat dalamnya matang sempurna,” ujarnya.
Ada rahasia menggoreng yang perlu diperhatikan. Dalam minyak goreng yang cukup banyak dan tak terlalu panas, sambosa dan risol yang matang ditandai dengan warna kulitnya yang keemasan. ”Kalau tepat maka risol akan terasa renyah di luar, lembut di bagian dalamnya. Disantap dengan teh hangat pasti nikmat,” ujar Suzy.
Beda dengan roti maryam. Ambil dan pipihkan di atas wajan antilengket. ”Menggorengnya tidak usah menggunakan minyak, karena dalam adonan tersebut sudah ada menteganya. Tidak perlu terlalu matang. Cukup setengah matang. Yang begitu lebih enak disajikan,” ujar perempuan 50 tahun itu.
”Pada masa kini, penyajian roti maryam lebih bervariasi. Saat hendak disantap, bisa diberi topping sesuka hati. Bisa dengan keju, stroberi, cokelat, green tea, dan lain sebagainya, sesuai selera. Bisa juga disantap dengan tradisinya, semacam nasi dengan gulai kambing dan kari,” tambahnya.
Suzy menekuni bisnis kuliner frozen food sejak 2016. Sejak memulainya, Suzy mampu memproduksinya sendirian saja, tanpa bantuan pegawai. Dengan cara itu dia menjamin produknya akan fresh terus. Sebab dia membuatnya hampir setiap hari sehingga enggak banyak produksi yang disimpan lama. ”Tiap bikin sudah habis dipesan,” katanya.
Bisnis itu memang sangat menjanjikan. Rahasia kesuksesan frozen food buatannya ada pada cita rasa dan cara mengemasnya. ”Semua saya pak dalam boks. Hanya tahu baso dan siomay pakai plastik lalu di-press. Dengan cara itu saya bisa mengirim ke Bali, Jakarta, atau Bandung dari Surabaya. Sampai tempat, tetep fresh kok,” tegasnya. (Guruh Dimas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: