Minta Wahana Bermain Buka
Penularan Covid-19 makin terkendali saat ini. Sejumlah tempat hiburan pun membuka diri bagi anak-anak di bawah 12 tahun. Sebelumnya, mereka tak boleh nge-mal karena belum divaksin.
-----------------------
BREANNA Fedora senang sekali ketika masuk ke area mal Grand City. Maklum sudah dua bulan dia tidak nge-mal. Breana masih umur 6,5 tahun. Belum bisa vaksin. Belum boleh ke tempat rekreasi umum.
Tetapi, kesenangan Breanna tidak berlangsung lama. Raut wajahnyi berubah. Apalagi ketika dia tahu bahwa area bermain anak dan bioskop belum boleh dimasuki. ”Tapi tidak apa-apa. Yang penting bisa jalan-jalan lagi,” katanyi.
Breanna kemarin nge-mal bersama ibunyi, Novie Lie Chandra. Menurut Novie seharusnya wahana bermain anak dibuka. Sebab kebanyakan orang tua mengajak anaknya ke mal untuk ke wahana bermain. Meskipun sebagian besar untuk berbelanja kebutuhan anak. ”Kalau bisa buka kan lebih enak. Anak-anak bisa bermain leluasa,” katanyi.
Meski begitu, Novie sudah memberi tahu anaknyi bahwa wahana permainan anak belum bisa dibuka. Sehingga anaknyi tidak terlalu kecewa. ”Jadi tadi saya ajak si Breanna makan es krim saja,” ungkap perempuan 36 tahun itu.
Pengunjung lainnya, Ike Sri Wahyuningtyas ,senang bisa mengajak anaknyi jalan-jalan ke mal. Dia mengatakan anaknyi sudah rindu nge-mal. Bahkan anaknyi sudah bosan di rumah selama PPKM. Selama ini, kegiatan anaknyi hanya sekolah daring dan bermain game di rumah. ”Ini tadi pas saya ajak ke mal langsung girang,” ungkap warga Darmo Satelit itu.
Asisten Markom Manager Grand City Yuvit Shava mengatakan wahana permainan sementara masih ditutup. Aturan itu mengacu pada Inmendagri no. 43 tahun 2021. Tapi, aturan itu tidak melarang anak usia di bawah 12 tahun untuk masuk mal.
Yuvit berharap wahana permainan bisa dibuka. Apalagi pangsa pasar usaha itu adalah anak-anak. Belum lagi ditambah usaha wahana bermain anak tutup selama PPKM.
”Anak-anak mentok cuma bisa dine in di restoran. Tapi toko mainan boleh buka kok. Jadi mereka bisa shopping mainan,” ungkapnya.
Aturan mal juga mulai dilonggarkan. Event yang tidak menimbulkan kerumunan dibolehkan. Misalnya, dance sampai fashion show. Namun untuk penyelenggaraan event, pengelola mal wajib berkoordinasi dengan Satgas covid-19. Acara itu akan diasesemen.
Asesmen itu berupa potensi banyaknya pengunjung. Juga mekanisme penerapan prokes yang dipakai selama event berlangsung. ”Tetap kami harus manut dengan satgas. Biar acaranya juga lancar,” katanya.
Lalu bagaimana kunjungan mal sebelum anak boleh masuk? Menurutnya persentase pengunjung tidak naik secara signifikan. Tapi kemungkinan setelah ini, persentase kenaikan bisa mencapai 70 persen.
Sedangkan cara untuk meramaikan mal, Grand City bakal memanggil komunitas anak. Seperti komunitas bela diri anak. Yang selama ini latihan di mal tersebut. ”Kalau bisa kembali pulih mungkin nunggu 2-3 bulan lagi ya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: