Pede-lah...  Alumni Universitas Swasta

Pede-lah...  Alumni Universitas Swasta

- Strata 1 di Universitas 17 Agustus di Semarang.

- Strata 2 di Sekolah Tinggi Manajemen Labora di DKI Jakarta.

- Strata 3 di Universitas Satyagama di DKI Jakarta.

Sudah diklarifikasi Kejaksaan Agung. Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejagung Leonard Eben Ezer dalam keterangan pers, Kamis (23/9), menyatakan:

Data pendidikan formal Jaksa Agung Burhanuddin adalah sama dengan yang tercantum di penganugerahan gelar profesor di Universitas Jenderal Soedirman.

Leonard: "Dokumen dan data pendidikan pada butir 2 di atas adalah sama dengan yang dipergunakan pada acara pengukuhan sebagai guru besar tidak tetap dalam bidang ilmu hukum pidana di Universitas Jenderal Soedirman. Dari penjelasan di atas, Puspenkum Kejaksaan Agung telah memberikan pelurusan atas pemberitaan dimaksud."

Dijelaskan Leonard, berdasar dokumen dan data resmi tercatat di Biro Kepegawaian Kejaksaan Republik Indonesia, jaksa agung menjalani pendidikan di tiga universitas:

Strata 1 di Universitas 17 Agustus di Semarang, strata 2 di Sekolah Tinggi Manajemen Labora di DKI Jakarta, dan Strata 3 di Universitas Satyagama di DKI Jakarta.

Jadi, klop dengan data yang terpublikasi saat penganugerahan gelar profesor di Unsoed, Purwokerto.

Penjelasan Leonard benar. Setidaknya, wartawan mengonfirmasi soal itu ke Humas Universitas Indonesia (UI), Mariana, bahwa tidak ada nama Burhanuddin di Program Magister Manajemen, Universitas Indonesia, lulusan tahun 2001.

Mariana: "Berikut datanya, dengan kata kunci: Burhanuddin dan lulusan program studi magister manajemen. Hanya ada data atas nama Muhammad Ikhsan Burhanuddin yang telah lulus pada 2018."

Wartawan juga mengonfirmasi pihak Universitas Diponegoro, Semarang. Menghubungi Humas Universitas Diponegoro, Nuswantoro. Tapi, Nuswantoro menyarankan wartawan mengakses data alumni Undip di pusat.

Nuswantoro: "Soalnya, data itu biasanya di pusat. Saya hanya di fakultas."

Ini persoalan sepele. Kecil. Jangan dibesar-besarkan.

Seperti halnya, banyak sarjana malu-malu (tepatnya, kurang pede) menyebutkan nama almamaternya, jika dari universitas swasta. Sebab, yang dianggap bergengsi adalah universitas negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: