Mengenal Kondisi Resisten Antibiotik

Mengenal Kondisi Resisten Antibiotik

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ada kondisi yang disebut Antimicrobial Resistance (AMR). Hal ini sudah dikenal lebih dari lima puluh tahun yang lalu dan sekarang menjadi tantangan permasalahan terbesar abad ini. Apakah itu?

Kita pasti sudah pernah mendengar seorang dokter mengucapkan kalimat seperti berikut ini: ”pasien ini butuh antibiotik dengan dosis dan jenis lebih tinggi, karena sudah tidak mempan dengan antibiotik yang sederhana.”

Itulah yang disebut AMR. Kematian akibat bakteri patogen yang resisten terhadap antibiotik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak kasus infeksi yang semakin sulit diobati karena menurunnya tingkat efektivitas antibiotik.

Setidaknya terdapat 23 ribu dari 2 juta orang meninggal setiap tahun akibat infeksi bakteri resisten. World Health Organization (WHO) menempatkan AMR ke dalam sepuluh ancaman utama kesehatan global yang akan dan harus ditanggulangi.

Penyalahgunaan antibiotik pada hewan dan manusia berkontribusi besar pada meningkatnya kasus AMR. Pembelian antibiotik tanpa resep dokter, penggunaan antibiotik yang berlebihan, serta antibiotik yang dijual bebas tanpa pengawasan ahli menjadi penyebab utama resisten.

AMR dapat menyebabkan manusia terjangkit penyakit serius akibat kegagalan pengobatan, perpanjangan waktu pengobatan, dan biaya perawatan pasien meningkat karena jenis antibiotik yang digunakan akan lebih mahal.

Sering kali pengobatan memerlukan beberapa kombinasi antibiotik untuk mengatasi infeksi. Selain itu juga dapat berujung pada peningkatan angka kematian karena terkadang tidak ada atau belum ditemukannya antibiotik terbaru yang dapat digunakan.

Masalah AMR ini akan berdampak pada peningkatan angka mortalitas, morbiditas dan pembiayaan sistem kesehatan. Hal inilah yang perlu diwaspadai dari mana sumber infeksinya.

Penggunaan antibiotik dapat ditemui di beberapa sektor seperti rumah sakit, peternakan, pertanian, dan perikanan. Penggunaannya yang tidak tepat dapat memicu terjadinya AMR.

Salah satu bentuk AMR yang sekarang menjadi perhatian global adalah adanya Extended Spectrum ß-Lactamase (ESBL) yang dihasilkan oleh Bakteri Gram negative.

ESBL merupakan enzim yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif (famili Enterobacteriaceae) yang merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat di bidang kedokteran manusia dan hewan di seluruh dunia.

Enzim yang diproduksi oleh bakteri ini mempunyai sifat resisten terhadap cephalosporin dan monobactam tetapi tidak pada cephamycin atau carbapenem serta dihambat oleh penghambat beta lactamase seperti klavulanate, sulbactam dan tazobaktam.

AMR yang disebabkan oleh ESBL sering dikaitkan dengan resistensi terhadap antibiotik golongan lain yang biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Akibatnya timbul kekhawatiran yang berkembang.

Bahwa bakteri penghasil ESBL pada hewan pendamping berpotensi dapat menyebar secara langsung melalui patogen resisten dari hewan ke manusia atau secara tidak langsung melalui gen resistensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: