Mengenal Kondisi Resisten Antibiotik

Mengenal Kondisi Resisten Antibiotik

Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan mamalia yang mudah didapatkan dari saluran cerna dapat dipakai sebagai salah satu indikator adanya AMR.

Coli juga dapat bertindak sebagai reservoir dalam penyebaran resistensi antibiotik, karena dapat memindahkan gen resisten pada bakteri lain, serta merupakan indikator yang baik dalam melacak gen resisten yang dapat dengan mudah berpindah pada hewan, manusia dan lingkungan.

Salah satu mekanisme paling penting dari resistensi antibiotik pada Enterobacteriaceae adalah inaktivasi enzimatik dari penicillin dan cephalosporin dengan menggunakan plasmid-mediated extended spectrum beta lactamase (ESBL) seperti group enzim TEM-, SHV- atau cefotaxime (CTX-M).

Satu pendekatan yang berorientasi terhadap kesehatan manusia maupun hewan yaitu dengan membatasi peningkatan prevalensi AMR terutama yang melibatkan hewan dalam hubungan eratnya terhadap kehidupan manusia.

Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukan upaya untuk mendeteksi adanya AMR melalui pendekatan pada gen pengkode gen resistensi ESBL pada E. coli yang diisolasi dari swab rektal anjing yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Pada suatu studi yang dilakukan di Surabaya, menunjukkan bahwa 85 dari 100 hasil swab rektal anjing menunjukkan adanya infeksi Escheria coli. Dan dari 85 itu, 8 di antaranya positif ESBL.

Hasil ini perlu mendapat perhatian khusus, dan bisa digunakan untuk meyakinkan masyarakat tentang pentingnya peningkatan kewaspadaan terhadap hewan pendamping.

Karena, hewan pendamping tersebut bisa jadi berpotensi sebagai reservoir pernyebaran AMR pada manusia maupun lingkungan sehingga menimbulkan ancaman kesehatan bagi individu yang berhubungan secara langsung maupun tidak dengan hewan kesayangan. (*)

Oleh: Mustofa Helmi Effendi (Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: