Revitalisasi Stadion Piala Dunia 2021 Dihapus
Pemkot Surabaya telah merevitalisasi tiga stadion sepakbola untuk Piala Dunia U-20 sejak 2019. Sampai sekarang pekerjaan itu masih belum tuntas. Untungnya, kompetisi diundur sampai 2023 gara-gara pandemi.
Tahun lalu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mewanti-wanti agar semua daerah yang menjadi tuan rumah piala dunia tetap memasukkan anggaran persiapan piala dunia di APBD 2021. Karena itulah pemkot tetap menganggarkan revitalisasi lanjutan di Stadion Gelora Bung Tomo, Gelora Sepuluh November, dan THOR.
Rupanya anggaran APBD tahun ini seret. Serangan varian delta Covid-19 membuat ekonomi gagal pulih. “Dicoret semua yang berkaitan dengan piala dunia,” ujar Kabid Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya Iman Krestian kemarin (28/9).
Anggaran dicoret dalam pembahasan perubahan APBD 2021. Prosesnya refocusing anggaran akan terus bergulir pekan ini. APBD Surabaya turun hingga nyaris Rp 1 triliun. Kini anggaran belanja yang diusulkan pemkot hanya Rp 8,9 triliun.
DPRD Surabaya masih mengusulkan perubahan di berbagai sektor. Mereka tidak langsung menyetujui draft perubahan anggaran yang disusun pemkot. Namun, soal pencoretan anggaran GBT, tidak ada yang protes. Sehingga anggaran itu dipastikan tidak akan muncul tahun ini.
Pekerjaan besar di revitalisasi GBT sudah tuntas tahun lalu: mengganti rumput stadion dan memasang 45 ribu single seat di tribun suporter. Toilet dan sarana ibadah di tribun dibongkar. Fasilitas fitnes dan kolam berendam untuk para pemain juga sudah dibangun.
Sirip tribun di semua sisi sudah dicat ulang. Bagian ornamen yang rusak juga sudah diperbaiki. Tiga lapangan latihan juga dibangun di sisi utara stadion. Pemkot harus mengurug tanah aset di area pertambakan sejak akhir 2019.
Kualitas rumputnya juga tak kalah dengan lapangan utama. Semua lapangan untuk peserta piala dunia harus berstandar internasional sesuai permintaan FIFA. “Yang lapangan latihan kurang pagarnya. Itu termasuk yang kami coret tahun ini,” lanjut alumnus Arsitek Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.
Pembangunan dikebut menjelang akhir masa jabatan Wali Kota Tri Rismaharini tahun lalu. Total anggaran yang dikeluarkan untuk GBT mencapai Rp 171,8 miliar.
Anggarannya cukup besar karena GBT kurang perawatan selama satu dekade. Risma tidak menjadikan stadion peninggalan Wali Kota Bambang Dwi Hartono itu sebagai proyek prioritasnya. GBT baru dikebut di dua tahun menjelang akhir masa jabatan Risma.
Tugas pemkot selanjutnya adalah memperbaiki toilet di bawah tribun yang sangat dikeluhkan kebersihannya itu. Kontraktor sudah memasang pintu besi yang lebih kokoh. Pipa toilet juga diperbaiki. Namun fasilitas itu belum bisa dipakai karena belum tuntas. Proyek ini memerlukan anggaran besar. Sebab ada 420 toilet di 21 sirip tribun.
Tiga lapangan latihan tambahan juga masih belum dipasangi lampu dan pagar. Tanpa pagar, lapangan itu tidak mungkin digunakan. Pemakainya akan ribet. Sebab sekeliling lapangan itu masih dikelilingi tambak. Harus berenang untuk ambil bola.
Lapangan tambahan itu digunakan untuk tempat latihan peserta piala dunia. Pemkot juga memperbaiki lapangan THOR dan Gelora Sepuluh November untuk lapangan latihan tambahan. “Yang Tambaksari belum selesai,” kata Iman.
Pemkot perlu memperbaiki bagian tribun yang longsor. Terutama di sisi utara dan selatan. Yang sudah dilakukan adalah memasang single seat di tribun VIP, mengganti rumput, dan memperbaiki fasilitas di ruang ganti pemain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: