Review Film Shang-Chi: Amusement Park yang Menyenangkan

Review Film Shang-Chi: Amusement Park yang Menyenangkan

Setelah menunggu level PPKM turun, akhirnya Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings nongol di bioskop Indonesia. Selisih tiga pekan dengan jadwal rilis aslinya pada 3 September. Apakah penantian dan rasa penasaran yang menggunung itu worth it? Untungnya, ya! 

 

SHANG-CHI and the Legend of the Ten Rings adalah sejarah buat Marvel Studios. Ia merupakan film superhero dengan tokoh utama keturunan Asia perdana yang pernah dibuat. Bukan tokoh utamanya saja. Seluruh cast-nya (selain Ben Kingsley) keturunan Asia. Ia juga jadi film pertama Disney di masa pandemi yang full diputar di bioskop. Tidak bersamaan dengan rilis di Disney+

Keberanian mereka membuat sejarah itu sangat sepadan. Shang-Chi memuncaki daftar box office selama tiga pekan beruntun. Sampai Rabu lalu (22/9), film yang dibintangi Simu Liu dan Tony Leung itu meraup penghasilan USD 180,37 juta (setara dengan Rp 2,57 triliun). Jika ditambah pendapatan dari pasar internasional, maka mencapai USD 307,3 juta. Alias Rp 4,37 triliun.

Itu jelas bukan standar box office film-film Marvel biasanya. Namun, untuk ukuran film yang dirilis saat pandemi, hasil itu sangat memuaskan. Pendapatan Shang-Chi diprediksi bakal segera menyalip Black Widow. Yang selama dua bulan mengumpulkan USD 377 juta atau Rp Rp 5,38 triliun. Apalagi, di beberapa negara Asia seperti Indonesia, Shang-Chi baru saja dirilis.

Ada banyak hal yang membuat Shang-Chi sukses. Faktor Asia, deretan aktor yang mengisi daftar cast, dan jaminan nama besar jagat Marvel Cinematic Universe (MCU), misalnya. Namun, faktor cerita tidak turut menentukan kesuksesan film yang dibesut dan ditulis oleh Dustin Daniel Cretton tersebut. 

ORANG TUA Shang-Chi, Wenwu (diperankan Tony Leung, kiri) dan Ying Li (Fala Chen) memperkuat elemen budaya Tionghoa yang menambah daya tarik film. 

 

 

Cerita Simpel

Seperti biasa, saat memulai kisah superhero baru, Marvel membuka film dengan legenda. Tepatnya legenda Ten Rings, atau Sepuluh Cincin. Ribuan tahun yang lalu, Xu Wenwu (Tony Leung) menemukan benda ajaib berupa sepuluh cincin yang memiliki kekuatan gaib. Yang membuatnya hidup abadi dan tak terkalahkan.

Selama berabad-abad, Wenwu menggunakan cincin itu untuk menghancurkan negeri dan menggulingkan pemerintahan. Namun, pada 1996, ketika hendak menjajah desa Ta Lo, ia dikalahkan oleh sang penjaga gerbang desa, Ying Li (Fala Chen). Mereka jatuh cinta, lalu menikah. Wenwu membawa Ying Li meninggalkan Ta Lo. Karena ia tak diterima oleh tetua desa tersebut. Akibat dosa-dosanya di masa lampau.

Pasangan itu dikaruniai dua anak, Shang-Chi (Simu Liu) dan Xialing (Meng’er Zhang). Setelah sang ibu meninggal, keduanya menjalani latihan bela diri yang keras. Mereka lantas kabur meninggalkan sang ayah saat remaja. Sang adik menjadi pemilik fight club di Macau. Sedangkan Shang-Chi menjadi petugas valet parking miskin di San Francisco. Ia berteman dekat dengan Katy (Awkwafina).

Suatu hari, Wenwu memanggil kedua anaknya pulang. Ia mengklaim bahwa ibu mereka masih hidup. Dan ia butuh bantuan mereka untuk menyelamatkan Ying Li. Bermula di Ta Lo, Shang-Chi dan Xialing akhirnya kembali ke Ta Lo untuk menghadapi salah satu pertarungan terbesar dalam hidup mereka. Katy, si gadis berisik itu, ngintil. Ikut ke Tiongkok.

AWKWAFINA memerankan Katie, teman Shang-Chi di San Francisco.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: