Isu G-30-S PKI, Bisa sampai Seabad

Isu G-30-S PKI, Bisa sampai Seabad

Selalu ada isu PKI. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo: ”TNI disusupi PKI.” Buktinya: ”Patung di Museum Kostrad hilang.” Sudah dibantah Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman: ”Bukan hilang. Diambil pemiliknya.”

------------

ITULAH kontroversi G-30-S PKI di 2021. Atau di HUT ke-56. Selain kontroversi tipis-tipis, yang rutin muncul: Film G-30-S PKI perlu ditonton atau tidak?

Tentu, September tahun depan akan muncul topik lain lagi. Tahun depannya lagi, juga muncul lagi. Mungkin, sampai 2065 atau seabad  setelah G-30-S PKI. Ketika generasi yang lahir sebelum 1965 habis dimakan usia. Barulah isu PKI musnah.

Padahal, PKI sudah jadi fosil. Merujuk webinar bertajuk Penggalian Fosil Komunisme untuk Kepentingan Politik?. Digelar Political and Public Policy Studies (P3S) Selasa (28/9).

Itulah. Tahun lalu saja disebut fosil. Apalagi sekarang.

Meski PKI fosil, Gatot Nurmantyo mengangkat isu tersebut kini. Dengan menyoal hilangnya patung di Museum Kostrad.

Itu diungkit Gatot dalam webinar berjudul TNI vs PKI pada Minggu (26/9). Gatot awalnya menceritakan sejarah pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia pada 1948.

Akhirnya ia menyebut PKI masih ada meski selalu dibantah sebagian orang. Ia menyebut PKI telah menyusup ke TNI. Buktinya, patung Soeharto, Abdul Haris Nasution, dan Sarwo Edhie di Markas Kostrad dibongkar.

Gatot: ”Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata. Baru saja terjadi adalah Museum Kostrad. Betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu. Di situ direncanakan, gimana mengatasi pemberontakan G-30-S PKI di mana Pak Harto memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO.”

Itu sudah diklarifikasi Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman. Kepada pers, Kamis (30/9), begini:

Dudung: ”Pada 30 Agustus 2021, ada Letnan Jenderal TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution, mantan Pangkostrad ke-34, beliau datang ke tempat saya. Beliau berkata: ’Jadi, Pak Dudung Pangkostrad, saya mantan Pangkostrad selama saya dinas di sini sekitar satu tahun, saya ada unek-unek yang sampai saat ini mengganjal dalam hidup saya. Salah satunya waktu itu saya membuat patung’.”

Dudung lanjut menirukan A.Y. Nasution: ”Menurut ajaran agama Islam, membuat patung itu diharamkan. Tidak boleh. Maka, saya memohon kepada Pak Dudung.”

Dilanjut Dudung: ”Beliau tuh sampai hampir meneteskan air mata. Kata beliau: ’Saya sudah tua Pak Dudung. Saya tidak mau nanti meninggal, saya masuk neraka. Nah, yang mengganjal ini Pak Dudung ada patung yang saya buat yang besar-besar itu patung Pak Harto, patung Pak A.H. Nasution, dan Sarwo Edhie. Mohon patung itu akan saya tarik dan akan saya musnahkan di museum’.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: