Lee Jung-jae Tentang Popularitas Squid Game, Rambut Merah, dan Uang
Aku berada dalam situasi di mana rambut merah membuatku tidak bisa mengerjakan proyek lain. Jadi… tentu saja tidak! Aku memakai wig yang pas sekali.
Seberapa mirip Anda dengan Sung Gi-hoon?
Sejujurnya, aku tidak tahu pandangan orang asing. Apakah mereka merasa relate atau tidak dengan Gi-hoon. Terutama dengan obsesi Gi-hoon membantu orang lain dalam situasi ekstrem. Tapi menurutku, adegan-adegan itu menggambarkan emosi orang Korea dengan baik. Jadi aku tidak merasa aneh dengan kegemarannya menolong orang.
Aku membacanya, Gi-hoon ini orang yang hangat. Tidak ada aspek dalam karakter yang tidak aku pahami. Dan karena itu pula, menurutku karakter Gi-hoon cute. Meskipun ini hanya serial televisi, aku merasa kepribadian Sung Gi-hoon mengirimkan pesan yang jelas ke audiens.
Apa yang membuat Anda tertarik bermain dalam Squid Game?
Aku suka konsepnya. Ini adalah permainan bertahan hidup untuk orang dewasa. Tapi elemen horornya justru muncul dari permainan anak-anak. Anda bisa bilang serial ini genrenya survival. Tapi skenarionya dengan jelas memasukkan detail-detail permasalahan dan kesengsaraan tiap kontestan. Dan mengapa mereka harus ikut permainan ini. Kesengsaraan itu dibangun pelan-pelan dari episode pertama. Lalu secara efektif dan emosional diledakkan di akhir musim.
Seperti apa suasana syutingnya?
Di lokasi syuting, benar-benar ada boneka raksasa yang ditempatkan di ruang terbuka. Dan benar-benar ada 456 orang berlarian memainkan game Lampu Merah Lampu Hijau. Permainan tarik tambang dan meloncati kaca banyak dibantu grafis komputer. Tapi aku tidak bisa membayangkan skalanya hanya dari membaca skenario. Saat berangkat syuting, aku selalu penasaran bagaimana set tiap permainan dibangun. Setiap tiba di lokasi, kami semua sibuk foto-foto dulu.
Bagaimana chemistry Anda dengan aktor Park Hae-soo, pemeran Cho Sang-woo?
Fondasi akting Park Hae-soo sudah sangat kuat. Berkat pengalamannya di teater. Ia mengintepretasikan dan membangun karakternya dengan sangat dalam. Tapi, meskipun punya kedalaman, ia juga mencoba memperlihatkan aspek yang berbeda. Ia punya sisi-sisi cute dan humoris di lokasi syuting. Ia adalah orang yang bikin set syuting jadi seru. Dari sisi akting, karena ia adalah teman yang bermain sampai akhir denganku, chemistry kami sangat bagus. Kami muncul di sepanjang musim. Kami syuting bareng pada hari-hari terpanas, sampai saat-saat paling dingin. Kami syuting adegan terakhir di hari yang sangat dingin, ketika hujan deras mengguyur kami. Tapi Park Hae-soo punya kepribadian menarik. Kurasa kami semua sukses mengeksekusi adegan itu berkat pembawaannya yang ceria.
Anda sempat beradu akting dengan Lee Byung-hun (pemeran the Front Man, Red). Bagaimana hubungan Anda dengannya?
Dalam berbagai kesempatan, aku selalu bilang ke Lee Byung-hun, ’Kapan-kapan kita harus kerja bareng.’ Kami sangat dekat sejak debut. Kami sempat berada di agensi yang sama selama beberapa tahun. Pertemanan kami sangat unik. Kami dekat, tapi aku merasa kami tidak pernah mendapat kesempatan untuk bekerjasama.
Aku tidak tahu apakah karena ia punya hubungan bagus dengan sutradara Hwang Dong-yuk atau apa. Yang jelas ia tampil secara spesial di Squid Game. Denganku, kami hanya bertemu di satu adegan. Kalau ada Squid Game 2, sudah pasti aku ingin bekerja bareng Lee Byung-hun. Dan kalaupun aku tidak ikut di season 2, aku ingin berkolaborasi dengannya di proyek lain.
Terakhir, kalau Anda mendapat uang KRW 45,6 miliar, akan diapakan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: