Vaksinasi Madura, Libatkan TNI/Polri

Vaksinasi Madura, Libatkan TNI/Polri

VAKSINASI menjadi syarat penurunan level PPKM wilayah aglomerasi. Meski dalam skala kota, mayoritas wilayah Jatim sudah masuk PPKM level 1. Namun, penerapan PPKM skala provinsi masih bertahan di level 3.

Sebab, capaian vaksinasi di berbagai daerah belum merata. Bagaimana agar bisa turun ke level 2?

Syaratnya tinggal satu. Yakni harus memperhatikan capaian vaksinasi di semua kabupaten/kota yang terikat wilayah aglomerasi. Di antaranya, vaksinasi dosis pertama minimal 50 persen. Dan capaian vaksinasi lansia di atas 60 tahun minimal 40 persen.

Wilayah aglomerasi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (Gerbangkertasusila) sudah ancang-ancang turun level. Angka vaksinasi Kota Surabaya sudah mencapai 111,13 persen. Sedangkan Kota Mojokerto sudah 132,56 persen.

Vaksinasi di Kabupaten Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan sudah lebih dari 60 persen. Status PPKM mereka tergantung Bangkalan. Hingga kemarin angka vaksinasinya masih 26,18 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim dr Erwin Astha Triyono mengirim 15 mobil vaksin ke Bangkalan sejak pekan lalu. ”Begitu kami gerak di sana, semua langsung bagi tugas,” ujarnya.

Menggelar vaksinasi di Bangkalan tidak mudah. Terutama mencari warga yang mau divaksin. TNI/Polri turun tangan. Mereka berkoordinasi dengan camat, lurah, kepala desa, serta Ketua RT dan RW.

Dinkes Jatim dan Bangkalan bertugas menyiapkan data warga yang belum divaksin. Lengkap dengan alamat mereka. “Dalam situasi begini, jangan sampai nakes ikut mencari sasaran vaksin. Kasihan,” ujar mantan Kepala Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) itu.

Nakes gabungan itu berasal dari Pemkot Surabaya, Polda Jatim, dan Kodam V/Brawijaya. Mereka bertugas menyiapkan dosis vaksin dan tenaga vaksinator. Tim dalam satu mobil bisa menyuntik vaksin ke 500 orang per hari.

Jika ditambahkan dengan capaian vaksinasi di Puskesmas Bangkalan, maka jumlah vaksinasi per hari mencapai 20 ribu jiwa. Dokter Erwin berharap capaian itu bisa konsisten. Bangkalan bisa menyusul ketertinggalan dalam 2 pekan.

Epidemilog Windhu Purnomo mengatakan capaian vaksinasi di semua daerah yang masuk wilayah aglomerasi harus mendapat perhatian khusus. Vaksinasi harus digencarkan melalui door-to-door di tiap lingkungan RT. ”Jadi, langsung dari RT ke RT. Nanti harus disediakan data per-RT. Data itu penting untuk memperlancar geruduk vaksin,” jelasnya. (Salman Muhiddin/Mohamad Nur Khotib)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: