6 Hal Seru Tentang Squid Game Menurut Sutradara Hwang Dong-hyuk
Kita belum akan berhenti membicarakan Squid Game. Apalagi ketika Netflix mengumumkan bahwa serial tersebut telah ditonton 111 juta orang di seluruh dunia. Dan masih menempati urutan 10 besar series paling banyak ditonton di berbagai region. Dalam wawancara dengan CNN Film School, Sutradara Hwang Dong-yuk menceritakan hal-hal seru tentang Squid Game dari sudut pandangnya.
Permainan Favorit
Seperti kita tahu, Squid Game terinspirasi dari mainan tradisional anak-anak Korea. Yang berkembang pada zaman saat belum ada gadget. Ada red light green light, membuat dalgona (permen karamel alias gulali), tarik tambang, kelereng, hingga permainan cumi-cumi.
Di antara permainan-permainan itu, yang pernah dimainkan Hwang Dong-hyuk waktu kecil adalah yang terakhir. Yang cumi-cumi. Sebuah permainan di atas arena berbentuk cumi-cumi. Pemainnya dibagi menjadi menjadi dua tim. Yakni tim penyerang dan tim bertahan. Tim penyerang berusaha mencapai bagian kepala cumi. Sedangkan tim bertahan harus menghalangi mereka. Entah bagaimana caranya.
’’Itu game yang menguras fisik banget. Setiap kali memainkan itu, pasti akan ada saja anak yang terluka. Atau menangis. Atau bajunya sobek. Karena benar-benar mengandalkan fisik dan strategi,’’ ungkap Hwang. ’’Makanya, permainan itu selalu dimainkan terakhir. Di ujung hari,’’ lanjutnya.
Setelah tumbuh dewasa, ia sering bertanya-tanya, bagaimana ya kalau kita kembali ke masa itu. Lalu memainkan permainan-permainan di masa kanak yang menyenangkan tersebut. ’’Itu adalah pemikiran awal terciptanya serial ini,’’ lanjutnya.
Kisah Personal
Banyak hal-hal pribadi Hwang Dong-hyuk yang diangkat langsung ke dalam cerita. Dua tokoh utamanya, Sung Gi-hun (di show diperankan oleh Lee Jung-jae) dan Cho Sang-woo (diperankan Park Hae-soo), adalah nama teman-teman lama Hwang. Ia menyebut mereka sebagai kembarannya. Penokohan mereka juga merupakan gabungan dari pengalaman Hwang sendiri.
’’Mereka mewakili dua sisi diriku,’’ kata Hwang. Seperti Gi-hun, ia tinggal dengan ibunya di Ssangmun-dong semasa kecil. Kehidupan mereka serbasusah. Neneknya berjualan sayur di pasar. Tidak punya kios. Dia hanya menggelar tikar sebagai alas barang dagangan.
’’Tapi pada saat bersamaan, seperti Sang-woo, aku masuk Seoul Nasional University (SNU). Semua tetangga kagum dan memujiku. Aku jadi kebanggaan di lingkunganku. Dan mereka punya ekspektasi tinggi terhadapku,’’ paparnya. Bedanya, setelah lulus dari SNU Hwang melanjutkan kuliah di University of Southern California, AS, jurusan produksi film.
Dunia Berubah dalam 10 Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: