Surat dari Ayah Kuatkan Mental Pato
Kamu perlu menyiapkan hidupmu dengan hafalan Alquran yang baik. Karena Nabi Muhammad mengajarkan begitu. Kita harus mencontoh nabi. Karena nabi guru terbaik di bumi ini. Nabi murid terbaik yang mempunyai guru terbaik. Nabi dididik langsung oleh Al Alim. Yang Maha Mengetahui. Allah, ilmu-Nya tidak terbatas.
Ibnu Sina, ahli ilmu yang menjadi dokter ahli ketika usia 17 tahun, hafal Quran di usia 5 tahun. Imam Syafii, menjadi ahli ilmu ketika usia 17 tahun, hafal Quran di usia 7 tahun. Ibnu Khaldun, ahli sosiologi dan ahli konstruksi, hafal Quran di usia 7 tahun.
Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang fantastis. Hanya dalam 29 bulan mampu menjadikan rakyatnya sejahtera. Sampai tidak ada yang berhak menerima zakat. Ia juga hafal Quran sejak kecil. Tidak ada ahli ilmu dan pemimpin Islam yang hebat, kecuali hafal Quran.
Hari ini kamu menangis, aku pun menangis. Kamu merasa tidak ada lagi yang melindungi. Sedangkan aku kehilangan, tidak ada lagi yang menemani ketika keliling kebun. Siapa lagi teman melihat kambing yang baru beranak.
Kamu merasa tidak ada lagi yang mengajak bermain. Sedangkan, aku kehilangan, tidak ada lagi yang menyusul ketika memberi makan ikan di kolam. Tidak enak memancing ikan sendirian.
Kamu merasa tidak ada lagi yang mengajak jalan-jalan. Sedangkan, aku kehilangan, tidak ada lagi yang membantu ketika mencangkok tanaman. Siapa lagi yang memegang tangga ketika memanjat.
Kamu merasa tidak ada lagi yang mengantar bermain ke dusun sebelah. Sedangkan, aku kehilangan, tidak ada lagi yang menghitung ketika bermain tenis. Siapa yang mengambilkan bola ketika keluar lapangan.
Anakku, mencari ilmu di tempat yang jauh dicontohkan oleh Nabi Musa ketika mencari ilmu kepada Nabi Khidir.
Kata orang alim, menuntut ilmu itu pahit. Itulah pilihan karena akan lebih pahit ketika harus menanggung kebodohan sepanjang usia.
Anakku, kamu hanya anak orang biasa. Muhammad Al Fatih anak seorang raja, dititipkan untuk dididik ketika masih usia belia. Dengan kesungguhannya menuntut ilmu, berhasil menaklukkan Konstantinopel saat usianya 21 tahun.
Anakku, tidak usah kecil hati tidak tahu siapa bintang-bintang piala dunia sepak bola. Kamu memang tidak menonton TV.
Anakku, beruntung tidak terganggu asap rokok. Di lingkunganmu tidak ada yang merokok.
Anakku, tidak usah kecil hati tidak mengetahui jenis permainan di HP. Kamu belum waktunya memegang HP.
Anakku, tidak perlu berpikir dulu ayahmu bermain saxophone dan biola. Indahnya musik tidak sebanding dengan merdu suaramu membaca Al Qur’an.
Ayahmu sudah tua. Tidak tahu, apakah masih bisa melihat kelak besar kamu jadi apa. Apakah kamu bisa menjadi ulama, atau menjadi pemimpin umat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: