Ksatria Airlangga Lanjutkan Misi Bulan Depan
LAYAR kapal phinisi Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) segera terkembang lagi. Meluncur ke tiga pulau yang sempat gagal disinggahi karena kehabisan dana. Di antaranya Pulau Masalembu, Masakambing, dan Karamian.
Direktur RSTKA dr Agus Herianto memastikan pelayaran tersebut dimulai 21 November mendatang. Waktunya 10 hari. Biaya operasionalnya pun diperkirakan sama dengan pelayaran sebelumnya. Kurang lebih menghabiskan Rp 400 juta dalam sebulan.
“Kami akan membawa tim dokter lebih banyak. Butuh dokter spesialis lebih banyak,” jelasnya. Tiga pulau ini bakal mendapat perlakuan khusus. Sebab, kasus penyakitnya cukup banyak. Misalnya, di Masalembu saja ada sekitar 175 kasus dengan berbagai jenis penyakit. Di antaranya, struma, gondok, hernia, katarak, dan sebagainya.
Saat ini dana yang dibutuhkan masih belum terkumpul. Penggalangan dana masih terus dilakukan. Seperti biasanya, RSTKA mendapat suntikan dana dari berbagai perusahaan. “Istilahnya kami nyawer. Ini masih terus berproses. Semoga dalam waktu dekat bisa terkumpul,” ungkapnya.
Upaya vaksinasi masih masuk agenda utama RSTKA. Sebab, masih banyak masyarakat kepulauan yang termakan berita hoaks tentang vaksin. Masih banyak yang percaya bahwa vaksin itu berbahaya.
“Bahkan ada yang bilang dan percaya kalau Covid-19 itu tidak ada,” kata Ketua Tim Peneliti RSTKA dr Sherly Yolanda. Maka dia telah menyiapkan strategi baru untuk vaksinasi tersebut. Tentu strategi itu hasil dari riset yang dilakukan sebelumnya. Yakni dengan upaya persuasif dan pendekatan secara emosional.
Pelayaran RSTKA berikutnya bakal menggelar vaksinasi massal di pelabuhan. Menyediakan suntikan kedua sebanyak 1.000 dosis. “Itu kami peruntukkan bagi para pekerja pelabuhan. Barangkali masih banyak yang belum divaksin dosis kedua,” jelasnyi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi perjuangan RSTKA yang memberi layanan kesehatan dan vaksinasi kepada masyarakat di pulau-pulau yang sulit terjangkau. Mengingat pendataan vaksinasi di pulau-pulau itu juga terkendala keterbatasan sinyal.
”Saya bangga pada adik-adik yang telah berani beraktivitas yang menantang, mengarungi lautan, mendedikasikan diri memberikan layanan kesehatan selama pelayaran satu bulan penuh di kepulauan Madura,” ujar ketua Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA-UA) itu.
Dia juga menyatakan bahwa Pemprov Jatim siap membantu pembiayaan operasional RSTKA. Salah satunya, melalui dana hibah melalui Dinas Kesehatan Jatim. Hitungannya dari jumlah biaya pelayaran yang dilakukan dalam setahun. “Itu bisa dimulai di anggaran tahun depan,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: