Tanpa Libur, Tetap Waspadai Libur Natal dan Tahun Baru

Tanpa Libur, Tetap Waspadai Libur Natal dan Tahun Baru

PEMERINTAH mulai bergerak menentukan strategi. Yakni, mengantisipasi adanya gelombang ketiga saat libur Natal dan tahun baru (nataru). Tak ingin jadi keledai, jatuh ke lubang yang sama.

Salah satunya menghapus libur cuti bersama saat Natal dan tahun baru. Pun, tidak ada yang boleh lengah. Semuanya tetap waspada.

Seperti yang pernah terjadi Juli lalu. Saat Covid-19 menggulung kali kedua dengan varian Delta. Apa strategi dan langkah antisipasi yang bakal dibikin?

Itu langsung dijawab Satgas Penanganan Covid-19 Pusat. Yakni, menerapkan protokol kesehatan secara ketat pada beberapa sektor. Di antaranya, sektor wisata, pertokoan/pusat belanja, dan tempat peribadatan.

”Antisipasi di lapangan mencakup pergerakan orang-orang di tiga lokasi itu,” ujar Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pusat Wiku Adisasmito. Meski, imbuhnya, kasus Covid-19 dinyatakan cukup terkendali.

Tiga lokasi itu mempunyai potensi kerumunan yang tinggi. Terutama dalam dua bulan ke depan. Orang berlibur, beribadah, maupun sekadar mencari hiburan dan belanja di mal. Apalagi, kini mal sudah dibuka seratus persen. ”Jadi, kita harus bersama-sama menekan angka kematian serta meningkatkan angka kesembuhan terus-menerus,” tuturnya.

Menurut data terakhir, ada dua wilayah yang angka kematiannya cukup tinggi. Bahkan, melebihi nasional yang sebesar 3,38. Yakni, Lampung 7,69 persen dan Jawa Timur 7,44 persen.

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo masih mengingatkan hal yang sama dengan sebelumnya. Indonesia sebagai bangsa bakal diuji dalam dua bulan ke depan. Apabila bisa lolos dan tidak ada gelombang baru, selanjutnya dekat dengan kemungkinan aman.

Karena itu, ada langkah tambahan yang harus digencarkan. Selain penerapan prokes yang ketat dan skrining aplikasi PeduliLindungi, harus berani meningkatkan angka testing di semua area publik.

”Agar yang tanpa sadar sedang terpapar segera diisolasi,” ujarnya. Dengan demikian, angka kesembuhan ikut naik. Sebab, yang terpapar segera mendapat penanganan dengan cepat.

Windhu juga menyarankan vaksinasi terus digenjot. Sesuai prioritas, yakni lansia, dewasa, remaja, baru anak-anak. Sembari testing massal, juga perlu diupayakan segera mencapai kekebalan kelompok. Bahkan di setiap daerah masing-masing. ”Jadi, harus gotong royong sampai pada tingkat pemda,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: