CFD Kembang Jepun Sepi Pengunjung

CFD Kembang Jepun Sepi Pengunjung

MEGAWATI Marpaung terlihat gembira kemarin. Dia bersama temannyi mencoba car free day (CFD) di Jalan Kembang Jepun. Sudah satu setengah tahun masyarakat Surabaya tidak merasakan CFD.

Bagi perempuan yang berdomisili di Karangmenjangan itu, CFD merupakan keasyikkan tersendiri. Sebab, dia bisa jalan-jalan sambil berswafoto dengan bangunan lawas tanpa takut tertabrak kendaraan. ”Sudah kangen banget sama suasana seperti ini,” ujar perempuan 23 tahun itu.

Megawati berharap CFD di lokasi lain bisa segera dibuka. Terutama di Jalan Raya Darmo. Yang berdekatan dengan Taman Bungkul. Baginyi, lokasi tersebut merupakan simbol dari CFD Surabaya. Sebab, banyak hal yang bisa dilakukan. Misalnya, nongkrong di taman dan membeli jajanan.

Kemarin Pemkot Surabaya melakukan uji coba CFD. Baru satu dari delapan lokasi yang diuji coba. Suasana lokasi juga tidak terlalu ramai. Sebab, sebelum pandemi pun, pengunjung lokasi itu memang sedikit.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Suharto Wardoyo menjelaskan, Jalan Kembang Jepun sengaja dipilih untuk uji coba. Pasalnya, dari delapan lokasi, hanya Kembang Jepun yang paling sepi. Dari situ, pemkot bisa mengevaluasi jalannya CFD.

Namun, tidak semua warga bisa ikut CFD. Sebab, mereka diwajibkan melakukan scan PeduliLindungi sebelum memasuki kawasan. Warna scan harus hijau. Artinya, warga diharuskan sudah melakukan vaksin dua kali. Sedangkan anak di bawah 12 tahun harus didampingi orang tua yang sudah vaksin dosis kedua.

Para pesepeda diperbolehkan lewat tempat tersebut. Namun, syarat scan PeduliLindungi harus tetap dilakukan. ”Kami juga menyediakan tempat vaksin di lokasi. Kalau ada dari mereka yang belum vaksin, bisa dilakukan di tempat,” ujar mantan kepala dinas sosial itu.

Rencananya, bulan depan, Jalan Tunjungan bakal dibuka untuk CFD. Sudah masuk asesmen. Namun, DLH masih mengkaji mekanisme pelaksanaan.

Kasi Peningkatan Kualitas dan Penyuluhan DLH Dyan Prasetyaningtyas menjelaskan, kurang dari seratus orang yang datang ke CFD. Angka itu jauh dari kapasitas yang sudah ditetapkan. Yakni, 200 orang.

Para petugas akan menghitung setiap orang yang masuk dan keluar. Meskipun, di aplikasi sudah terdapat jumlah orangnya. Bila tempatnya overload, petugas akan menyetop pengunjung. Sampai ada orang yang keluar.

Selain itu, pedagang kaki lima (PKL) juga tidak diperkenankan berjualan. Sampai ada instruksi selanjutnya. Dyan mengatakan, PKL bisa menimbulkan kerumunan. ”Aturan lain, seperti senam, diperbolehkan. Tapi, harus izin seminggu sebelum pelaksanaan,” katanyi.

Sedangkan CFD Tunjungan rencananya berkapasitas 150 orang. Menurut Dyan, kawasan itu lebih kecil daripada Kembang Jepun. Sedangkan untuk CFD Jalan Raya Darmo mungkin akan dibuka tahun depan. (Andre Bakhtiar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: