Gelar Kesatria untuk Nyoman Nuarta

Gelar Kesatria untuk Nyoman Nuarta

Duta Besar Prancis Olivier Chambard memberikan penghargaan Chevalier dans l’Ordre des Arts et Lettres kepada seniman patung asal Indonesia, Nyoman Nuarta.

Penghargaan yang diberikan Rabu, 3 November 2021 dari Pemerintah Perancis itu berupa gelar kehormatan Kesatria Seni dan Sastra. ”Jadi artinya kesatria, saya baru tahu juga tadi dijelasin duta besarnya, mungkin maksudnya pejuang kebudayaan kali gitu lho,” kata Nuarta.

Untuk diketahui, penghargaan itu diberikan kepada para penggelut dunia artistik yang telah menunjukkan dedikasinya. Serta peran yang besar dalam pengembangan seni dan sastra, terutama dalam hubungannya dengan negara Prancis.

Dengan penghargaan itu, menurut seniman yang akan berusia 70 tahun pada 14 November 2021, dia dianggap sama dengan cita-cita orang Prancis terhadap kebebasan, tidak memandang perbedaan suku, agama, ras. Keseniannya dianggap seperti itu sehingga dinilai layak mendapat penghargaan.

Nuarta pun bangga. ”Prancis itu sebagai trend setter terhadap seni budaya sempet-sempetnya ngasih penghargaan ke saya,” ujarnya. Tentu saja, penghargaan itu bukan basa-basi. Lelaki kelahiran Tabanan hampir 70 tahun itu telah membuat banyak mahakarya.

Di antaranya patung Fatmawati Soekarno di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu; patung Garuda Wisnu Kencana di Jalan Uluwatu, Ubud; Monumen Jalesveva Jayamahe di Tanjung Perak, Surabaya; serta Monumen Proklamasi Indonesia di Jakarta.

Dalam situs profilnya nuarta.com, Nuarta adalah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan seni patung. Meski pada awalnya Nuarta memilih jurusan seni lukis, setelah dua tahun dia berpindah ke jurusan seni patung. Awal dari ketenaran Nuarta adalah kemenangannya dalam Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia.

Dedikasi Nuarta dalam bidang seni sudah tercermin sejak lama. Pada 1977, ia bersama seniman lain yang juga rekannya seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus seni Jim Supangkat, bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia.

Tak hanya membuat patung untuk keperluan umum dan komersial, Nuarta memiliki taman patung yang diberi nama NuArt Sculpture Park. Taman ini memiliki patung dengan beragam bentuk dan ukuran dalam area seluas tiga hektare di Kelurahan Sarijadi, Bandung.

Selain terdapat patung juga terdapat gedung empat lantai untuk pameran dan pertemuan. Olivier mengaitkan NuArt Sculpture Park yang dibangun Nuarta sebagai wadah ekspresi kebebasan dalam sebuah masyarakat terbuka yang selaras dengan alam dan lingkungannya.

Ruang itu menurut Olivier, membela kebebasan berekspresi dan melawan segala bentuk diskriminasi, dengan menerima perbedaan berbagai sudut pandang, tanpa membeda-bedakan ras, jenis kelamin, kelas sosial, maupun kepercayaan.

Selain memiliki taman patung, Nuarta memiliki Studio Nyoman Nuarta. Ia pendiri Yayasan Mandala Garuda Wisnu Kencana, komisaris PT Garuda Adhimatra, Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencana di Bali, dan komisaris PT Nyoman Nuarta Enterprise.

Selama berkarier dalam dunia seni patung, Nuarta telah mendapat banyak penghargaan sebelum penghargaan Kesatria Seni dari Ordre des Arts et Lettres.

Kiprahnya tidak hanya di dalam negeri. Ia bergabung dengan organisasi internasional seperti International Sculpture Center Washington (Washington, Amerika Serikat), Royal British Sculpture Society (London, Inggris), dan Steering Committee for Bali Recovery Program. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: