Jadi Candu di Tiongkok, Fortnite ‘’Game Over”
’’SAYANG sekali. Aku enggak habis pikir. Kenapa berakhirnya cepat sekali?’’ gerutu Ding, salah seorang yang diwawancarai Agence France-Presse kemarin (15/11).
’'Saya enggak mau ngomong dulu. Saya mau menangis dulu,’’ ucap Zheng, lelaki 24 tahun yang diwawancarai kantor berita Prancis tersebut. Zheng mengaku sedih mendengar berita tentang berhentinya game Fortnite di Tiongkok. Padahal, selama kuliah, ia selalu memainkan game tersebut.
Meski sudah diduga sebelumnya, kabar penutupan game Fortnite versi Tiongkok oleh Epic Games, produsennya, itu cukup mengejutkan. Kemarin, Epic Games mengumumkan bahwa permainan itu sudah game over. Tamat. Tidak bisa lagi dimainkan di Negeri Panda itu. Server-nya sudah ditutup.
Padahal, tiga tahun terakhir ini Epic Games yang bermarkas di North Carolina, AS, itu berupaya menembus peringkat atas produsen game dunia. Fortnite pun sudah menjelma sebagai salah satu game paling populer sejagat. Penggunanya mencapai 350 juta orang.
Penutupan itu mengakhiri drama panjang Fortnite di Tiongkok. Game tersebut tidak pernah benar-benar mendapat lampu hijau dari Beijing. Kata pemerintah, terlalu banyak kekerasan di dalam permainan itu. Sehingga, Fortnite tidak pernah diluncurkan secara formal di Tiongkok. Tidak pernah pula mendapat persetujuan untuk monetisasi penuh.
Tiongkok memang sedang menekan perusahaan-perusahaan teknologi. Agence France-Presse menulis bahwa Beijing khawatir perusahaan itu kian besar dan makin berpengaruh di kalangan generasi muda.
Beijing juga sudah mengeluarkan larangan untuk membatasi waktu bermain anak-anak. Game bisa menjadi candu yang akhirnya merusak generasi mendatang.
Pada September, ratusan produsen game di Tiongkok pun berjanji akan menuruti pemerintah. Mereka akan membuat permainan yang kontennya tidak berbahaya. Juga akan mencari cara agar anak-anak tidak menjadi kecanduan. (Doan Widhiandono)
PARA PENIKMAT GAME sedang bermain bersama di salah satu pusat permainan online di Beijing.
(Foto: GREG BAKER-AFP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: