Arief Wisnu, Dirut Baru PDAM Surya Sembada

Arief Wisnu, Dirut Baru PDAM Surya Sembada

Sudah bertemu dengan Wali Kota Eri Cahyadi setelah dipilih jadi Dirut?

Belum. Mungkin dalam waktu dekat.

Saat konferensi pers di kantor humas, Kabag Administrasi dan Usaha Daerah Agus Hebi mengatakan wali kota menginginkan Surabaya zero TDA (tidak dapat air) tahun depan. Target ini sudah pernah dicanangkan sejak dua tahun lalu dan sulit terealisasi. Apa mungkin semua wilayah Surabaya bisa teraliri PDAM tanpa terkecuali?

Yang saya tahu, ada beberapa wilayah yang terkendala administrasi. Terutama urusan tanah. Mereka tinggal di bantaran rel, sungai, atau wilayah yang status tanahnya abu-abu. Solusinya pakai master meter. Satu meteran untuk beberapa pelanggan.

Ada perumahan yang punya instalasi pengolahan air sendiri dan belum berlangganan PDAM. Apa bisa PDAM jualan air ke sana?

Mereka punya hak untuk mengelola wilayah sendiri. Terus terang, saya harus mendalami aturannya. Karena kalau kita lihat, kalau fasum mereka sudah diserahkan ke pemkot, mestinya jalur perpipaan yang mereka pakai itu masuk fasilitas yang harus diserahkan ke pemkot. Di sisi lain, itu juga menjadi salah satu sumber income mereka.

Terakhir saya dengar sudah ada pembicaraan dengan pengembang CitraLand. Mereka hanya bisa mampu menyerap 100 liter per detik (lps). Itu air dari Umbulan. Atau mungkin malah di bawah seratus. Masih kecil.

Berarti air Umbulan bisa dijual secara khusus?

Jalur pipa utama Umbulan itu di wilayah barat. Sehingga tidak mungkin dialirkan ke tengah atau ke timur. Kalau toh dialirkan, sayang. Kualitas airnya bagus. Eman, kalau dicampur dengan air olahan PDAM sendiri.

Pengembang di barat seperti CitraLand, Graha Family, itu kan punya jaringan pipa yang bagus. Air Umbulan bisa dipakai untuk air minum kalau di sana.

Karena pipa air minum itu harus baik. Tidak boleh ada kontaminasi atau kebocoran. Cocok juga untuk apartemen dan mal.

Bagaimana dengan harga air Umbulan itu?

Harus harga khusus. Secara HPP air Umbulan itu kan lebih tinggi ketimbang air yang diproduksi sendiri oleh PDAM. Jadi, yang berpotensi menyerap tentu kalangan yang di sana.

Sayang kalau air yang HPP-nya tinggi itu dicampur, sedangkan harga jualnya masih tetap. Menurut saya, akan lebih bagus dibikin satu wilayah khusus. Artinya, kami jual air dengan layanan premium.

Sudah ada proyek zona air minum prima (ZAMP) di Ngagel yang digagas Dirut sebelumnya. Air bisa langsung diminum tanpa dimasak. Langsung dari keran. Nyatanya, proyek itu sulit berkembang ke wilayah lain. Apa akan diteruskan nanti?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: