Jatim Ideal untuk Berinvestasi
JAWA TIMUR didorong terus bisa menggenjot percepatan realisasi investasi. Mengingat kawasan industri Jatim sangat kondusif. Yakni dengan persentase industri pengolahan mencapai 30 persen pada kuartal III.
”Itu capaian yang lebih tinggi daripada nasional,” kata Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberi sambutan pada acara Forum Bisnis dan Percepatan Realisasi Investasi Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara virtual di Hotel JW Marriot, kemarin (30/11).
Bahkan, realisasi investasi Jatim menunjukkan pertumbuhan double digit tahun lalu. Luhut meminta agar investasi yang mendorong industrialisasi perlu didorong lagi. Terutama di bidang energi baru dan terbarukan. ”Karena kita sedang menghadapi potensi perubahan iklim yang mengancam semua negara,” katanya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Budi Hanoto memaparkan, beberapa prospek investasi di Jawa Timur. Perekonomian Jatim akan terakselerasi pada triwulan IV dan tahun depan. Termasuk perdagangan luar negeri yang juga mengalami pemulihan.
“Ekspor Jatim hingga Oktober kemarin meningkat 17,25 persen secara tahunan,” jelasnya. Daya saing ekspor Jatim relatif kuat di tingkat global. Dibuktikan dengan 24 komoditas unggulan. Seperti perhiasan, tembaga, produk kimia, dan lain sebagainya.
Perbaikan ekonomi kawasan timur Indonesia (KTI) juga menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di Jatim. Khususnya di Sulawesi, Papua, dan Kalimantan. Itu meningkatkan surplus perdagangan antar daerah Jatim. Yakni sebesar 100,52 persen secara tahunan.
Mayoritas industri di Jatim punya keterkaitan hulu-hilir yang sangat kuat. Berdasarkan inter regional input-output (IRIO) 2016, terdapat 31 sektor dari 51 sektor industri punya keterkaitan hulu-hilir yang kuat. “Ini channel-nya di Jatim sangat bagus sekali,” kata Budi.
Menurut Budi, Jawa Timur merupakan lahan yang paling ideal untuk ditanami modal. Sebab, tren akselerasi pertumbuhan ekonominya sangat memuaskan. Ia memprediksi, perekonomian Jatim akan terakselerasi hingga 5,8 persen pada tahun depan. “Ini sangat berpotensi mendatangkan return of investment yang tinggi,” jelasnya.
Ada sekian alasan yang kuat untuk berinvestasi di Jatim. Pertama, Jatim merupakan salah satu dari dua provinsi yang ditugasi untuk melakukan percepatan pembangunan sesuai Perpres No 80 tahun 2019. Kedua, kinerja perekonomian stabil dan akseleratif.
Ketiga, mayoritas industri di Jatim punya keterkaitan hulu-hilir yang kuat. Keempat, daya saing Jatim di tingkat global sangat kompetitif. Terakhir, infrastrukturnya sangat komprehensif untuk mendukung kegiatan industri.
Pada forum itu, empat bupati diberi kesempatan untuk memaparkan potensi investasi di wilayahnya masing-masing. Salah satunya Ngawi, yang ditunjuk sebagai daerah percepatan pembangunan nasional. Ada beberapa alasan untuk berinvestasi di sana.
Misalnya, UMR masih sangat rendah, kondisi politik sangat stabil, perizinan yang mudah, dan sarana infrastruktur yang terus dikembangkan. “Kalau di sini UMR rendah daripada wilayah lain, jadi saving nya bisa lebih banyak. Tanah juga masih murah apalagi yang masuk kawasan industri,” jelas Bupati Ngawi Ony Anwar. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: