’lmpor’ Sepatu Seniman Jepang
Di bawahnya terdapat area untuk menyimpan boks-boks sepatu. Tak jarang ada yang keleleran di ruangan lain karena tidak sempat dirapikan. Terutama saat ia sedang sibuk syuting.
Koleksinya ada dua jenis. Berkerah rendah (low cut) dan berkerah tinggi (hi top). Ia memakainya dalam kesempatan berbeda. Bersantai lebih cocok memakai low cut karena ergonomis.
Sedangkan acara formal ia lebih suka hi top karena masih layak dipakai saat bertemu orang-orang penting. Termasuk ketika menghadiri gala dinner.
Meskipun sibuk, Ricky merawat sendiri semua sepatunya. Selalu dibersihkan setelah dipakai. Cara tersebut menurutnya membantu ketika akan berangkat bekerja memilih alas kaki untuk menunjang penampilan.
DC Comics x Converse Chuck Taylor All Star ’The Riddler’. Sepatu yang paling sering dipakai oleh Ricky Djauhari. (Ricky Djauhari untuk Harian Disway)
Dari ratusan benda kesayangan, ia memfavoritkan Converse edisi kolaborasi dengan DC Comics. Proyek yang menghasilkan sepatu bertema tokoh antagonis The Riddler.
Ciri utama ada pada bagian sisi luar berornamen tanda tanya cukup besar. Menggambarkan bagaimana lawan Batman itu mempertanyakan tentang kehidupan di film The Batman.
Sepatu ini dirilis 2011 ketika DC Comics berulang tahun ke-75. Bahannya kulit waxed berwarna hijau sembur hitam. Benar-benar seperti pakaian yang dipakai The Riddler di film.
”Saya memfavoritkannya bukan karena menggemari Batman. Tapi desainnya Converse banget. Tetap menonjolkan tema klasik khas Chuck Taylor All Star,” tukasnya.
Solnya masih seperti yang biasa kita kenal sebagai siluet legendaris. Desain keseluruhan sepatu tersebut menurut Ricky bisa dipakai di semua acara. Seri ini juga paling susah didapatkan. Sehingga menambah value.
SAK x Converse First String Star Tech Ryusaku Himura. Edisi paling langka dan mahal dari ratusan koleksi. (Ricky Djauhari untuk Harian Disway)
Sedangkan sepatu Converse termahal miliknya adalah SAK x Converse First String Star Tech by Ryusaki Hiruma. Edisi sangat terbatas yang dirilis pada 2011. Dibuat hanya 64 pasang sedunia dan dijual hanya di Jepang.
Uniknya lagi, sepatu itu dibuat secara handmade di Italia. Padahal pabrik Converse saat ini ada di Tiongkok dan Vietnam.
Italia memiliki pengrajin kulit yang andal. Ryusaki Himura adalah seniman dan desainer kondang dari Jepang. Lalu Converse bikin sebuah sepatu yang melibatkan mereka.
”Ketika ada yang menjualnya di forum jual-beli internasional, tanpa pikir panjang saya langsung beli. Apalagi barangnya sesuai dengan ukuran kaki,” kenangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: