Di Rumah pun Tetap Bisa Bermain Tanpa Gawai

Di Rumah pun Tetap Bisa Bermain Tanpa Gawai

Isu itu diterimanya sendiri ketika mengobrol dengan orang tua anak-anak peserta program kegiatan KLG. Oleh karena itu, ia mencoba mengurasi sejumlah permainan yang mudah dilakukan di rumah.

Yang pertama adalah lompat tali. Seperti namanya, cara bermain permainan itu dilakukan dengan melompati tali. Melakukannya sudah seperti atlet lompat tinggi, yang membedakan hanya medianya. Permainan tradisional tersebut menggunakan gelang karet yang telah diikat simpul hingga berbentuk seperti tali berukuran panjang.

Lompat tali memerlukan setidaknya tiga pemain. Dua orang untuk memegang ujung tali karet dan satu orang yang melompatinya. Permainan terbagi menjadi beberapa tahapan. Di awal, tali akan dibentang sangat rendah, yaitu setinggi mata kaki untuk dilompati. Lama-lama, ketinggian itu bisa mencapai beberapa jengkal di atas kepala untuk dilewati.

Keseruan anak-anak yang bermain permainan tradisional lari tempurung di Kampung Lali Gadget (KLG). (Eko Suswantoro)

Selanjutnya adalah gancetan. Permainan yang dilakukan dengan menautkan tumit setiap peserta. Sambil bermain, mereka juga menyanyikan tembang Gundul-Gundul Pacul atau lagu lain sesuai kesepakatan. Dengan demikian, tanpa kekompakan, keseimbangan akan hilang.

”Satu kaki memang punya kita, tapi kaki lain punya orang. Ketika satu kaki kita paksakan, egois, sesuka hati, ritme akan terganggu. Bisa jatuh. Itulah yang ditanamkan. Bisa membuat anak lebih terbuka dengan orang tua. Kekompakan keluarga jadi makin akrab,” terang Irfan.

Kemudian, engklek. Nama itu berasal dari tujuh kotak yang biasa digambar di aspal dengan kapur yang melambangkan tujuh hari dalam seminggu. Bisa juga menggunakan deretan ubin di lantai. Ditandai dengan menggunakan spidol atau isolasi.

Cara bermainnya juga membutuhkan aktivitas fisik. Anak-anak akan melompati kotak tersebut dengan satu kaki setiap akan menapak pada satu kotak. Tapi, harus meletakkan kedua telapak kaki jika berada pada dua kotak berdampingan.

Sebagai awal permainan, seseorang harus melempar potongan kecil batu pipih ke dalam kotak secara berurutan. Kalau di dalam rumah, orang tua bisa memanfaatkan mainan atau benda ramah anak lainnya. Seseorang bisa memulai permainan jika benda tersebut berada dalam kotak yang dituju.

Bila bosan di dalam rumah, bisa mengeksplorasi lingkungan sekitar. Misalnya, melihat-lihat tumbuhan sekitar, mencari hewan liar seperti kucing, kupu-kupu, capung, kadal, dan lain sebagainya. Aktivitas itu dapat menjadi pilihan sembari berolahraga pagi seperti jalan sehat, joging, atau bersepeda bersama buah hati.

”Kita bisa mengajarkan berbagai pengetahuan seputar tumbuhan. Melihat yang hijau-hijau kan bikin mata segar. Mata juga bisa beristirahat dari gawai,” sebut Irfan.

Kegiatan terakhir yang direkomendasikannya adalah permainan origami atau lipat-lipat kertas. Kalau bingung mencari referensi bentuk lipatan, bisa mencarinya melalui tutorial di Youtube atau majalah anak terlebih dahulu. Baru kemudian dipraktikkan dengan buah hati. (Ajib Syahrian Nor)

 

Pelan tapi pasti, 60 komunitas bergabung. Komunitas apa saja? ikuti edisi besok!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: