Menuju Jatim ke Level Nasional
Pergelaran Koko Cici Jawa Timur tak terasa sudah sampai ke tahap grand final. Acara itu akan dilaksanakan pada 19 Desember 2021. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum tampil pada momen puncak.
Mereka rencananya akan melaksanakan technical meeting menjelang grand final. Dilaksanakan pada 11 Desember 2021 di Kantor Harian Disway. Pada momen kali ini, seluruh finalis diwajibkan hadir. Karena informasi yang disampaikan berdampak langsung pada penampilan mereka.
Sebut saja tentang penjabaran rangkaian acara, persiapan menuju karantina, pembacaan AD/ART Koko Cici Jawa Timur, fitting pakaian cheongsam dan changsan, pembagian batik, serta kelas peragaan busana secara dasar.
Tahap grand final tersebut akan memilih sepasang laki-laki dan perempuan terbaik di antara yang lain. Mereka harus memiliki komitmen kuat menjalankan tiga tugas utama Koko Cici. Yaitu sebagai duta budaya Tionghoa, duta pariwisata, dan duta sosial. Modal yang dibutuhkan telah disampaikan selama masa pembekalan.
Olivia Faida sebagai ketua panitia menjelaskan dua poin utama yang menjadi pokok penilaian. Yaitu beauty (penampilan) dan brain (kecerdasan). Ia melihat kalau semua finalis, bahkan masih di tahap semifinal, sudah memiliki dua komponen tersebut. Tinggal bagaimana mereka bisa menjaga sikap serta mempraktikkan semua ilmu yang telah disampaikan.
”Kami sebagai panitia akan fokus ke brain dan behavior. Mereka harus smart. Penggemblengan sangat dibutuhkan. Sementara sisi penampilan dan talenta sudah sangat mumpuni. Finalis saya rasa punya bakat yang beragam. Sudah terlihat sejak audisi pada 17 Oktober lalu,” katanya.
Tugas finalis tidak berhenti di situ. Mereka punya dua tugas yang tenggat waktunya berdekatan dengan Grand Final. Yaitu penyusunan program kerja saat menjabat menjadi Koko Cici Jawa Timur serta membuat sebuah lagu bertema ibu untuk perayaan Hari Ibu pada 22 Desember 2021.
Helena Aprilia sebagai koordinator divisi acara Koko Cici Jawa Timur 2021 mengatakan kalau tugas ini menjadi pembuktian pertama mereka setelah dilantik. Program-program yang disampaikan harus riil dan bisa dilaksanakan. Serta diharapkan dapat memberi dampak serta manfaat bagi masyarakat luas.
”Kami sebagai panitia tidak memberi batasan yang gimana-gimana. Mereka dipersilahkan membuat program kerja sekreatif asal berisi tiga tugas utama Koko Cici. Sebagai duta budaya Tionghoa, duta pariwisata Jawa Timur, dan duta sosial,” ujarnya Helena.
Modal berharga para finalis adalah memadukan antara beauty, brain, dan behavior. Hal itu menjadi syarat wajib supaya organisasi pelestari budaya Tionghoa itu bisa sukses seperti yang lain. (Rizal Hanafi/Harian Disway)
Berbagai rancangan telah dipresentasikan secara daring pada 1 Desember 2021. Para finalis mencoba menghadirkan konsep kegiatan bertema sosial, mengangkat perekonomian, serta membantu memberikan atensi lebih luas bagi organisasi Koko Cici.
Akan tetapi, Helena mengakui kalau rancangan kegiatan tersebut masih belum sempurna. Harus ada penyempurnaan di sejumlah lini agar dapat direalisasikan dengan baik. Hal ini sebagai cara agar visi yang dimau benar-benar tercapai.
Secara umum konsep event yang disampaikan para finalis sudah sangat bagus. Kelemahan mereka adalah penjabarannya kurang rinci. Sehingga kami para panitia pun mengkritisi bukan dari ide, melainkan teknis pelaksanaan. ”Supaya memudahkan mereka saat melaksanakannya,” papar Helena.
Ia menjelaskan lagi bahwa persiapan acara puncak sudah mulai tersusun dengan baik. Sejumlah komponen pendukung menjadi perhatian. Seperti venue, kelengkapan atribut finalis, sampai karantina mandiri telah dicek. Susunan acara juga sudah dibuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: