Sehari ke Blora, Bisa ke Mana Saja? Kampung Samin hingga Rumah Pramoedya

Blora baru saja menyita perhatian. Kabupaten yang separuh wilayahnya merupakan hutan jati itu kini memiliki bandara. Bandara Ngloram, Cepu, baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo, 17 Desember. Kini Blora siap menjadi tujuan wisata baru di Jawa Tengah.

---

CEPU itu Blora. Beberapa kali Bupati Blora Arief Rohman menegaskan itu. Banyak yang belum tahu bahwa Cepu adalah nama kecamatan di Kabupaten Blora. Nama Cepu memang dikenal karena merupakan daerah Migas. Ada blok Cepu di sana. 

Meskipun minyaknya di perut bumi Blora, mulut sumurnya ada di Bojonegoro. Makanya, ada yang mengira Cepu adalah wilayah Bojonegoro. Bahkan, kata Arief, ada yang mengira Cepu adalah kabupaten tersendiri. 

Orang baru sadar bahwa Cepu itu Blora setelah Bandara Ngloram, Cepu, resmi beroperasi. Tepatnya 26 November lalu. Saat pesawat Citilink QG1184 mendarat pukul 12.00 di Bandara Ngloram. Itu adalah penerbangan perdana pesawat berjenis ATR72-600 dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. 

Saya mendapat undangan dari Bupati Blora Arief Rohman untuk merasakan penerbangan perdana tersebut. Lalu, kita bisa menikmati apa setelah sampai di Blora?

Ternyata banyak pilihan. Setelah landing di Bandara Ngloram, kita bisa makan dulu di Opor Ayam Ngloram Pak Pangat. Itu legendaris sekali di sana. Ayam kampungnya empuk. Rasa opornya juga berbeda dengan opor ayam pada umumnya. Jarak warung opor ini tidak sampai 1 km dari gerbang bandara.  

LOKOMOTIF tua peninggalan Belanda yang dipajang di kawasan wisata Loko Tour. 

Di Cepu ada wisata Heritage Loko Tour di wilayah Perhutani KPH Cepu. Di sana ada lokomotif peninggalan Belanda yang dibuat pada 1928. Berliner Maschinenbau. Ada dua lokomotif kuno dipajang di sana. Dulunya lokomotif yang digerakkan dengan kayu bakar itu dioperasikan untuk wisata. "Sekarang sudah tidak bisa. Kami ganti dengan kereta Ruston," kata Mustopo Kepala Perhutani KPH Cepu. 

POMPA minyak angguk di Desa Nglobo, Cepu. 

Kereta Ruston sebenarnya kereta inspeksi rel. Pengunjung bisa naik gerbong yang ditarik oleh Ruston itu. "Sekarang tidak bisa jauh karena keretanya sangat pelan. Nanti kami kembangkan agar bisa masuk ke hutan," kata Mustopo. 

Masih di Cepu, kita bisa merasakan suasana "Texas" di sana. Ada sumur minyak tua yang masih beroperasi. Jumlahnya banyak di Cepu. Saya mengunjungi salah satunya, di Desa Nglobo. Ada 47 sumur pompa angguk –begitu warga setempat menyebut. Yang masih beroperasi 38 sumur.  "Total produksinya 30 ton sehari," kata Kepala Desa Nglobo Udik Harto. 

Disebut pompa angguk karena pompa buatan tahun 1909 itu memang mengangguk-angguk selama 24 jam. Kawasan itu dikelola oleh OEP III Pertamina Cepu. Minyak dari Nglobo langsung dialirkan ke pipa yang tersambung langsung ke Pertamina. "Pekerjanya banyak warga Nglobo," kata Udik. 

Di Blora juga terkenal dengan komunitas Samin. Masih ada ribuan warga yang menjadi bagian dari komunitas Sedulur Sikep itu. Mereka adalah penerus ajaran Samin Surosentiko yang saat masa penjajahan dibuang oleh Belanda. Salah satu yang terkenal adalah Kampung Samin Klopoduwur di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong. 

MUSIK lesung menyambut wisatawan di Kampung Samin Klopoduwur, Blora.

Di sana, pengunjung bisa bertemu dengan Mbah Pramugi Prawiro Wijoyo, sesepuh Sedulur Sikep di sana. Ada balai warga yang biasa digunakan warga kampung untuk berembuk. Tamu yang datang akan disambut dengan musik lesung yang dimainkan ibu-ibu. 

"Pengunjung juga bisa menginap di sini. Ada rumah warga yang bisa dijadikan homestay," kata Pramugi. Masih ada Kampung Samin lain yang lebih tradisional. Namun kampung Samin di Klopoduwur rasanya yang paling terbuka.

Bagi penggemar sastra, di tengah Kota Blora kita bisa mengunjungi rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer. Kamar Pram di sana juga dijadikan homestay. "Sudah banyak turis yang menginap di kamar itu. Dari semua benua, kecuali Afrika," kata Soesilo Toer, adik Pramoedya Ananta Toer. 

Sumber: