Hidupkan Lagi Balai Pemuda

Hidupkan Lagi Balai Pemuda

HALAMAN Balai Pemuda Surabaya dipadati pengunjung hingga tadi malam. Masih banyak yang kecele karena tidak diperbolehkan masuk ke Alun-Alun Suroboyo yang berada di bawah tanah itu.

Polda Jatim menginstruksikan semua pemerintah daerah untuk menutup alun-alunnya sampai akhir tahun. Alun-alun Surabaya yang baru dibuka pekan lalu kena imbasnya. “Kami berharap masyarakat di rumah saja. Tidak ada kumpul-kumpul,” ujar Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman kemarin (27/12).

Polda Jatim juga akan menutup akses Jembatan Suramadu pada 31 Desember. Penutupan total itu berlaku pada pukul 21.00 hingga 1 Januari pukul 05.00.

Pemkot Surabaya mematuhi arahan itu. Namun ada kompensasi bagi pengunjung yang sudah telanjur datang ke Alun-Alun Suroboyo. Mereka tetap boleh memasuki halaman Balai Pemuda yang selama pandemi lebih banyak ditutup.

Komunitas Rumah Pelangi Surabaya memanfaatkan kelonggaran itu. Mereka membawa 10 putra putri binaan untuk pengambilan lomba video yang diadakan Buddha Dharma Indonesia. ”Mereka jadi pasukan kuning sambil bawa sapu,” ujar salah satu koordinator Jenny Lee.

Ada lomba internal skala nasional di komunitas mereka. Setiap daerah harus menampilkan keunikan kota atau kabupatennya. Karena Surabaya identik dengan kebersihan, mereka memilih tema pasukan kuning.

Jenny juga memilih Balai Pemuda yang jadi salah satu ikon kota. Ada banyak spot menarik yang bisa didatangi. Sayang spot menarik di Alun-Alun Suroboyo tidak bisa dimasuki. Padahal ruangan itu adalah ikon baru Surabaya yang sedang hits.

Mereka yang datang di Balai Pemuda juga cuma bisa berfoto. Tidak ada pertunjukan seperti di alun-alun Bawah Tanah. Ada live music yang bisa dinikmati pengunjung secara cuma-cuma.

Pintu ruangan Balai Pemuda juga masih ditutup. Tidak ada pameran lukisan atau pertunjukan seni lainnya.

Sekretaris Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Luhur Kayungga menyayangkan kondisi itu. Balai Pemuda jadi sepi pertunjukan bahkan sebelum pandemi. Ruangannya sering nganggur setelah gedungnya direvitalisasi. ”Bahkan untuk latihan anak-anak juga tidak boleh,” katanya kemarin.

WARGA yang datang ke Alun-Alun Surabaya hanya bisa duduk-duduk di teras Balai Pemuda karena akses ke basement ditutup.

Seniman harus bergabung ke rumah kreatif yang dibentuk pemkot. Luhur tidak mempermasalahkan pendataan itu. Namun rumah kreatif ada batasnya. Tidak semua seniman bisa terwadahi di sana.

Selama aturan itu diterapkan, ia yakin Balai Pemuda bakal sepi pertunjukan seperti beberapa tahun terakhir. Banyak seniman jadi terkurung dengan aturan administrasi yang justru jadi penghambat kreativitas.

Ia meminta ada kebebasan berekspresi di Balai Pemuda. Siapa pun boleh latihan di sana. ”Dengan begitu Balai Pemuda bisa ramai seperti dulu,” jelas seniman teater itu.

Untungnya DKS masih diberi ruangan sekretariat di Balai Pemuda. Komunitas tari, musik dan teater bisa latihan di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: