Data Polri: Lelaki Bukan Kesatria

Data Polri: Lelaki Bukan Kesatria

Uniknya, "Keluarga Memet tahu saya diculik. Tempat penyekapan di dekat rumah ortunya. Pindah-pindah. Kakaknya (Memet) kirim makanan dan kopi sambil bawa golok. Saya juga dipaksa Memet hubungan (seks)."

SNW berhasil kabur. Lapor polisi. Memet ditangkap, ditahan.

Polisi menjerat Memet dan dua pelaku lain dengan Pasal 328 KUHP (penculikan) dan/atau 170 ayat 1 KUHP (pengeroyokan). Ancaman pidana maksimal 12 tahun penjara. Bukan pasal pemerkosaan.

Kasus lain, yang ”menampar” Polri: Bripka Randy Bagus, anggota Polres Pasuruan, Jatim, kumpul kebo dengan mahasiswi Universitas Brawijaya Malang, Novia Widyasari, 23, yang anak yatim.

Novia ngajak nikah, Randy ogah. Sampai Novia hamil dua kali. Hamil pertama, Novia dipaksa Randy menggugurkan, Maret 2020. Hamil lagi digugurkan paksa lagi, Agustus 2021.

Kamis (2/12/21) pukul 15.30 Novia bunuh diri dengan minum potasium persis di atas kuburan ayah, makam Islam Desa Japan, Mojokerto. Kasus itu viral luar biasa. Randy kini ditahan di Polda Jatim, diproses hukum.

Mengapa kekerasan pria ke perempuan marak? Sampai Polri meningkatkan subdirektorat PPA jadi direktorat? Apakah salah pendidikan anak-anak masa lalu sehingga anak-anak itu kini dewasa jadi predator seks? Padahal, Indonesia negara paling agamais sedunia.

Adnan Hasan Shalih Baharits dalam bukunya, Mendidik Anak Laki-Laki (Gema Insani, 2007, penerjemah Syihabuddin), pada sampul buku menyitir, ini:

"Suatu kali Rasulullah Muhammad SAW didatangi seorang penduduk desa yang tidak suka mencium anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda: Tidak kuasa aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat belas kasih dari hatimu." (H.R. Bukhari)

Di kover buku itu disebut: Penduduk desa itu ”tidak suka mencium anak-anaknya” (tanda kasih sayang). Belum sampai bersikap kasar. Belum aniaya.

Di buku itu diurai detail pendidikan anak sesuai Islam. Pendidikan agama, akhlak, doa-doa.

Khusus mendidik anak laki-laki, disebutkan:

"Setiap kamu adalah pemimpin. Dan setiap kamu akan dimintai tanggung jawab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang suami (ayah) adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dipimpinnya atas mereka." (H.R. Muslim)

Maka, ayah memikul beban sebagai pembentuk generasi Islam yang saleh. Ketika sudah memiliki anak, ia harus mendidik anak sejak lahir, mulai mengazani di telinga kanan dan mengiqamati di telinga kiri, merawat, mengakikahi, dan mendidiknya dengan baik.

"Jelas, bahwa menjalankan tugas dan kewajiban merawat anak secara syar’i layak dijadikan perhiasan bagi para ayah," tulis Adnan Hasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: