Okupansi Hotel Terus Naik
PARA pengusaha di sektor perhotelan bisa girang. Tingkat okupansi hotel terus naik. Menurut data Badan Pusat Stastik (BPS) Jawa Timur, kenaikannya pun cukup signifikan jika dibandingkan 2020.
Misalnya, dari Oktober ke November, kenaikannya sekitar 3,56 persen. Pada November 2021, okupansi hotel di Jatim mencapai 52,82. Secara tahunan naik 7,35 persen. ”Yang paling tinggi okupansi hotel bintang 4,” kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan.
Rata-rata okupansi hotel bintang 4 sebesar 56,52 persen. Dan rata-rata lama menginap tamu mencapai 2,36 hari. Angka itu naik bila dibandingkan dengan Oktober 2021 yang mencapai 1,37 hari. Sedangkan secara keseluruhan, rata-rata lama menginap di semua hotel berbintang 1,37 hari.
Lalu, bagaimana dengan Desember 2021?
Manajer Humas Hotel HARRIS-POP Gubeng Surabaya Setiawan Nanang mengungkapkan hal yang sama. Okupansi hotel bintang 4 yang ia tangani itu juga membaik sejak September 2021. Tepatnya sejak serangan varian Delta mereda.
”Kalau pas Juni sampai Agustus, okupansi kami cuma 10 persen,” ujarnya saat ditemui kemarin (6/1). Lalu, merangkak naik secara perlahan. Cenderung normal pada Oktober 2021 di kisaran angka 60 persen. Bahkan, rata-rata okupansi pada November hingga Desember mencapai 90 persen.
Menurut Setiawan, para tamu yang datang berasal dari ragam latar belakang. Yang paling banyak memang bertujuan wisata dan kerja. Dari berbagai instansi tertentu, misalnya. Mereka mengadakan rapat kerja sambil menginap satu-dua hari. ”Biasanya begitu. Bahkan, akhir tahun baru kemarin okupansi kami 100 persen terus,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Dwi Cahyono membetulkan data tersebut. Okupansi hotel-hotel besar memang melejit. Bahkan, ada yang konsisten 100 persen.
”Akhir tahun memang ramai. Ini kembali seperti tahun sebelum pandemi,” ujarnya. Namun, secara keseluruhan, okupansi hotel di Jatim naik saat momen Natal dan tahun baru. Meski belum sepenuhnya pulih. Rata-rata 65 persen.
Tahun ini belum bisa diprediksi. Apakah bisa kembali normal atau tidak. Itu bisa dilihat dari jumlah peningkatan kasus Covid-19 di akhir Januari. Jika kasus cenderung landai, pariwisata akan naik. Begitu juga sebaliknya. ”Kami berharap kasus melandai. Jadi, tidak ada PPKM yang terlalu ketat,” ungkapnya. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: