Ekspor Batu Bara Dilarang, Jepang-Korsel Kelabakan
Nyatanya, banyak DMO yang dilanggar. Ada ratusan perusahaan batu bara yang tidak menyetor karena harga batu bara sedang menggila.
Kenaikan harga ”emas hitam” bisa mencapai USD 200 per MT. Kondisi itu menggiurkan bagi pebisnis tambang batu bara. ”Naiknya imbas perang dagang Australia-Tiongkok. Harga menggila pada Oktober,” lanjut doktor bidang energi dan ketenagalistrikan ITB itu.
Australia adalah pemasok batu bara terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Saat perang terjadi, Australia menyetop pasokan batu baranya ke Tiongkok. Pengusaha batu bara Indonesia ketiban rezeki.
Nah, dalam kondisi saat ini, perdagangan batu bara Australia dan Tiongkok bisa pulih lagi. Negeri Kanguru bisa mengisi kekosongan yang sempat diambil Indonesia.
Minimnya pemanfaatan batu bara untuk kepentingan nasional juga mendorong pemerintah untuk melakukan skema hilirisasi produk tambang. Negara mengurangi ekspor barang mentah agar bisa diolah sendiri.
Ada sejumlah skema hilirisasi untuk batu bara yang disiapkan pemerintah. Yakni, peningkatan mutu batu bara, pembuatan briket, pembuatan kokas, pencairan batu bara, gasifikasi batu bara, dan campuran batu bara-air. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: