Darbe Group, UKM Surabaya yang Sukses di Pasar Modal (2)

Darbe Group, UKM Surabaya yang Sukses di Pasar Modal (2)

Kode saham KAYU dipilih PT Darmi Bersaudara Tbk karena bisnisnya berkaitan dengan kayu. Simpel dan mudah dikenali. Kini Darbe menyiapkan satu perusahaan lagi untuk IPO, yakni Darbe Meats. Targetnya mendapatkan dana publik Rp 40 miliar.

---

DARBE Meats merupakan perusahaan pemotongan ayam di bawah PT Darbe Jaya Abadi. Sukses Darbe Wood menjadi perusahaan publik membuat Darbe Meats lebih mudah mengikuti jejaknya. ”Kalau saat Darbe Wood kami memakai konsultan, kali ini menyiapkan sendiri semuanya,” kata Corporate Secretary Darbe Meats Mochamad Ilham. 

Produk utama Darbe Meats adalah daging ayam beku. Pasarnya lokal. Sejak Darbe Meats didirikan, omzetnya terus meningkat. Pada 2019 total penjualan mencapai Rp 36 miliar. Lalu, naik 170 persen pada 2020, yakni mencapai Rp 64 miliar. Permintaan pasar domestik melejit. Serapan produk mencapai 2.790 ton.

”Sebetulnya, pandemi membuat kebutuhan masyarakat justru meningkat,” kata Ilham. Sebab, aktivitas masyarakat dibatasi. Lalu, cara konsumen mendapatkan barang lebih mudah.

Perusahaan yang berdiri sejak 2008 itu kini punya dua rumah pemotongan ayam (RPA). Yakni, Gedangan, Sidoarjo, dan Mojoanyar, Mojokerto, yang berproduksi secara penuh. Dan satu distributor di Bali sejak 2019.

KOMISARIS UTAMA Darbe Meats Nanang Suhartono Hadiwidjojo. Ia menjadi dirut di Darbe Wood.

Produk yang dipasarkan berupa daging ayam potong berstandar HASU (halal, aman, sehat, dan utuh). Standar itulah yang mampu menopang keberlanjutan perusahaan di masa depan.

Sejauh ini, 62 persen pangsa pasarnya di beberapa daerah di Jatim. Yaitu, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Jombang, Magetan, Malang, Mojokerto, dan Tulungagung. Dengan sistem penjualan sekaligus pengolahannya.

”Di Bali segmen pasar basah sekitar 35 persen,” ujar Ilham. Lalu, di Bandung, Jawa Barat, sekitar 2 persen dan 1 persen di Makassar segmen end-user. Sebaran konsumennya meliputi kalangan pedagang, ritel, dan industri. Itu cukup menguntungkan. Sebab, membuat ketergantungan Darbe Meats terhadap single buyer tertentu begitu rendah.

Tahun ini rencananya merambah ke pasar ekspor. Dimulai dengan tujuan negara paling dekat, yakni Malaysia. Itu bagian dari visi dan misi Darbe Meats. Mengingat, kebutuhan pasar internasional terhadap ayam pedaging terus meningkat.

PIMPINAN Darbe Wood dan sejumlah emiten bersama pejabat Bursa Efek Indonesia. 

Menurut data BPS, ekspor unggas pada awal 2021 naik 12,98 persen. Produk unggas yang diekspor adalah unggas hidup, daging olahan, dan telur. Tentu semua produk untuk pasar internasional harus memenuhi standar. Di antaranya, kesehatan hewan, mutu, dan keamanan.

”Sebelum itu, kami membuka RPA di Bali. Kapasitas prosesnya 50 ton per hari,” jelas Ilham. Tujuannya, produksi meningkat sehingga bisa menunjang perluasan pasar. Khususnya lebih dulu memenuhi potensi pasar di Indonesia bagian timur seperti Papua, Mataram, NTB, dan NTT. Menambah agen dan distributor baru di Jakarta, Banten, dan Lampung.

Mengingat, potensi nasional pada tercatat mencapai 3,2 juta ton ayam pedaging. Darbe Meats ingin menyerap minimal 3.200 ton. Maka, kapasitas penyimpanan dingin, procurement sewa RPA, dan gudang akan ditingkatkan. 

Tahun berikutnya, ekspansi pasar terus dilanjutkan. Yakni, mengembangkan pasar di Indonesia bagian barat. Yakni, Jawa dan Sumatera. Kapasitas penyimpanan di Jawa Barat ditingkatkan menjadi 1.000 ton per hari.

Namun, tentu saja misi dagang Darbe Meats itu harus ditopang dengan sumber daya yang memadai. Sejauh ini kendala pengembangan UMKM masih sama. Yaitu soal permodalan. Bahkan, data Dinas Koperasi dan UKM Jatim menunjukkan, permodalan menjadi soal urutan pertama yang dihadapi UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: