Manfaatkan Diskon PPN 50 Persen, Pakuwon Incar Penjualan di Atas Rp 1,4 T

Manfaatkan Diskon PPN 50 Persen, Pakuwon Incar Penjualan di Atas Rp 1,4 T

PEMERINTAH resmi memperpanjang pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) untuk properti. Memang ada sedikit aturan yang berbeda dibanding tahun 2021. Yakni free PPN menjadi diskon 50 persen.

Namun kabar itu tetap disambut baik oleh pengembang properti. Seperti Pakuwon Group. Bahkan pada tahun ini mereka optimistis penjualannya lebih baik dari tahun kemarin. Bahkan ditargetkan melebihi Rp 1,4 T. ”Meski cuma diskon 50 persen. Angkanya lumayan loh” ungkap Manager Marketing Pakurin Group Hario Utomo.

Sedangkan untuk target penjualan, Hario belum bisa berkomentar. Maklum, Pakuwon Group masih menggodok. Yang jelas tidak bakal di bawah angka Rp 1,4 T.

Rencananya Pakuwon Group bakal membuka cluster perumahan baru di dua tempat. Yakni di Grand Pakuwon dan Pakuwon City. Rencananya Grand Pakuwon akan menambah 250 unit rumah mewah baru. Sedangkan Pakuwon City akan menambah 150 unit rumah baru.

Range harga juga bervariasi. Namun pada tahun ini, harga di bawah Rp 1 miliar bakal lebih sedikit. Rencananya Pakuwon akan membuka harga rumah termurah di kisaran Rp 990 juta.

Bagi Hario, harga mulai dari Rp 990 juta sudah cukup bersaing di tahun ini. Apalagi perekonomian mulai membaik. Sehingga konsumen tidak akan terlalu keberatan dengan harga itu. ”Toh kalau di Pakuwon setiap tahun harga rumah naik ya. Jadi para pembeli biasanya dibuat investasi juga,” ujarnya.

Harga yang dibuka tentunya berbeda dengan tahun lalu. Pakuwon berani membuka di harga Rp 900 juta. Alasannya perekonomian belum stabil. Serta memanfaatkan free PPN pada tahun lalu. Kemungkinan hunian di Pakuwon bakal naik 10-15 persen pada tahun ini. Namun itu masih perkiraan. Tergantung dari kondisi Covid-19 ke depannya.

Lalu apakah penerapan pajak 11 persen tahun ini bakal memengaruhi harga properti? Menurut Hario tentu akan membuat properti naik. Tapi hanya 1 persen. Sehingga tidak terlalu memengaruhi developer menjual properti lebih banyak.

Sebenarnya kenaikan pajak tersebut, bakal berdampak pada cost pembangunan rumah. Tentu harga bahan-bahan pembangunan bakal melonjak. Namun hal itu harus ditangkap sebagai peluang baru.

Pakuwon memang akan berfokus pada pengembangan hunian landed. Meski begitu, mereka tetap menjual properti berupa apartemen. Keduanya memiliki pangsa pasar berbeda. Namun untuk investasi disarankan membeli properti landed.

Pemkot Surabaya juga tengah menyiapkan hunian murah Pada Selasa lalu, PT. Yekape mulai membangun perumahan Eco Medayu.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta agar perumahan itu bisa dibeli oleh masyarakat yang penghasilannya tidak terlalu tinggi. Seperti Aparatur Sipil Negara. Maupun warga yang belum memiliki rumah sendiri.

Selain itu, Eri juga meminta PT. Yekape juga menyediakan hunian vertikal untuk masyarakat menengah ke bawah. Misalnya seperti rumah susun sederhana milik (Rusunami). Sehingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sudah mulai mampu bisa membeli Rusunami. ”Jadi yang awalnya di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) bisa pindah ke Rusunami,” ungkap politisi PDIP itu. (Andre Bakhtiar)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: