Nasib Lebah di PBNU
Sebenarnya situasi seperti itu bukan hal baru bagi PKB. Di era PBNU dipimpin KH Hasyim Muzadi, sikap PBNU dan PKB juga kerap berbeda. Terutama sikap KH Aburrahman Wahid dan KH Hasyim Muzadi. Padahal, mereka berkantor di gedung yang sama, di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta. Gus Dur di lantai 1 dan Hasyim Muzadi di lantai 3. Setiap ditanya wartawan tentang perbedaan itu, Hasyim Muzadi selalu menjawab dengan berkelakar. ”Saya memaafkan Gus Dur untuk semua hal di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang,” kata Hasyim saat itu.
Peta PBNU saat ini memaksa PKB untuk mengubah strateginya dalam berinteraksi dengan NU. Terutama pada konstelasi Pemilu dan Pilpres 2024 –bila tidak diundur. Gus Yahya sudah menyatakan dengan tegas bahwa PBNU tidak akan terlibat dukung mendukung capres/cawapres.
Saat satu paket dengan PBNU, PKB bisa menjadi penentu koalisi. Itu terjadi saat penentuan cawapres Jokowi pada 2019. Di detik akhir, PKB melalui PBNU bisa mengubah keputusan Jokowi yang semula memilih Mahfud MD sebagai cawapres menjadi KH Ma’ruf Amin.
Tapi, benarkah PBNU tidak akan ”bermain” politik. Pengurus terasnya adalah para pemain politik. Siapa tak kenal sepak terjang Gus Ipul, Khofifah, dan Nusron Wahid di kancah politik nasional.
Situasi di daerah bisa berbeda dengan di pusat. Hubungan PKB di daerah dengan PWNU, PCNU, maupun MWC relatif sangat cair. Banyak pengurus NU di daerah yang juga pengurus PKB. Begitu juga di banom-banom NU, juga banyak kader PKB di sana. Jadi, meskipun ”sarang lebah” sudah dibersihkan di PBNU, tetap tidak bisa menghilangkan fakta bahwa PKB adalah anak kandung NU. (*)
*) Pemimpin Redaksi Harian Disway, Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: