Masa Karantina Pekerja Migran Diperpendek
Kasus terbanyak masih didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri. Hanya sekitar 12 persen yang merupakan kasus transmisi lokal. “Kalau di sini hampir 99 persen pasien tanpa gejala atau bergejala ringan,” kata Windhu.
Menurutnya, varian Omicron memang punya daya tular yang cepat melebihi varian lain. Namun, tingkat risikonya rendah. Bahkan kasus kematiannya hanya terdapat pada pasien-pasien tertentu. Misalnya lansia, pasien dengan komorbid, dan yang belum divaksin.
Sedikitnya kasus transmisi lokal menunjukkan dua hal. Pertama, membuktikan keberhasilan satgas dalam menangani penularan. Kedua, karena memang penelusurannya belum maksimal. Hal itu jauh berbeda dengan negara dengan kasus Omicron yang tinggi. Setiap warga melakukan tes dengan inisiatifnya sendiri.
Sementara itu, hingga kini belum terdeteksi lagi kasus Omicron di Jatim. Dua pasien terakhir sudah selesai masa isolasinya. Sudah diizinkan pulang setelah dua kali hasil tes PCR-nya negatif. “Kondisinya sudah baik. Dan masa isolasi sudah selesai,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Erwin Astha Triyono.
Upaya penelusuran dan tes terhadap kontak erat pun sudah dilakukan. Terutama kepada para tetangga dan keluarga. Semua kondisinya baik dan tanpa gejala. Masa karantina mandiri mereka juga diawasi langsung oleh puskesmas dan Satgas Covid-19 Jatim.
Total kasus aktif saat ini mencapai 133 kasus. Penambahan kasus setiap hari berkisar 10-20 kasus. Artinya pandemi Covid-19. Namun, itu tidak bisa dijadikan acuan untuk terburu menganggap tidak terjadi lonjakan kasus.
“Bisa saja terjadi,” kata Windhu. Mengingat mobilitas akhir tahun begitu tinggi. Baru bisa dilihat hasilnya pada awal Februari nanti. Sehingga masyarakat harus tetap waspada. Disiplin terhadap prokes harus terus diterapkan. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: