Membagi Ilmu sampai Berlimpah

Membagi Ilmu sampai Berlimpah

Ada banyak hal yang menginspirasi seseorang untuk berbuat positif terhadap lingkungan sekitar. Adi Sarwono, pegawai swasta, rela berkeliling setiap akhir pekan sambil membawa ratusan buku untuk bacaan anak-anak di Bandar Lampung secara gratis.

Adi Sarwono, akrab dipanggil Mang Adiono, mendirikan perpustakaan keliling mandiri ”Busa Pustaka” di Bandar Lampung. Mang Adiono yang juga masih tercatat sebagai karyawan swasta ini terus mengembangkan perpustakaan keliling.

Setiap menggelar lapak lebih dari 100 anak membaca buku. Kegiatan lapak baca diisi dengan baca buku gratis, storytelling, dan edukasi positif serta kelas inspirasi. Semua dilakukan dalam sebuah kegiatan bernama Sekolah Rakyat.

Sekolah Rakyat itu gerakan lanjutan dari Busa Pustaka. Nama itu disusun sendiri oleh Adi. Kata ”busa” terinspirasi dari buih produk sabun tempatnya bekerja sebagai salesman di PT Wings Surya. Busa yang dihasilkan sabun itu sangat melimpah. ”Kata ”pustaka” berarti ilmu. Jika digabungkan, Busa Pustaka berarti ilmu yang berlimpah,” katanya.

Kegiatan Busa Pustaka saat membuka kelas untuk anak-anak di pinggiran Bandar Lampung. Tampak Adi Sarwono di tengah anak-anak yang disambanginya.

Latar belakang berdirinya Busa Pustaka sendiri karena melihat minimnya akses masyarakat terutama anak-anak dalam memperoleh bahan bacaan.

Sebagai pegawai swasta di bidang pemasaran, Adi mesti mengunjungi daerah pelosok untuk menjual produk perusahaan tempat kerjanya. Ketika itulah ia melihat minat belajar anak-anak yang kerap tidak terfasilitasi.

Di tengah pandemi Covid-19, Adi juga menggunakan media sosial sebagai sarana pendukung. Melalui media sosial, ia kerap mendongengkan cerita-cerita menarik. Namun jika terpaksa door to door, harus dipastikan dulu sebelum berangkat bahwa buku yang saya baca itu steril dan aman untuk anak-anak.

Profil Adi Sarwono yang kerap memakai kostum karakter Mario Bros saat tampil. Baginya, pakaian ini memberi kesan ramah, utamanya untuk anak-anak.

Awalnya, Busa Pustaka hanya berupa perpustakaan keliling yang meminjamkan buku untuk anak-anak. Cakupannya menyesuaikan wilayah kerja Mang Adiono selaku salesman. Paling jauh berjarak sekitar 230 kilometer pergi pulang dari Bandar Lampung.

Pria 30 tahun ini punya kebiasaan unik. Sembari berkeliling memasarkan produk kantor, Adiono sekaligus membawa koleksi buku untuk dibaca anak-anak. Cakupannya tidak hanya di Bandar Lampung. Melainkan ke kawasan-kawasan lain yang mulai terpencil. Seperti Pringsewu hingga Kota Agung. Dilanjutkan ke Lampung Tengah sampai Timur.

Stigma Lampung rawan kejahatan sesekali terlintas di pikiran Mang Adiono setiap berkunjung ke daerah. Terutama ke daerah rawan di Lampung Timur dan Tengah. Namun, pria kelahiran Prabumulih, Sumatera Selatan, itu punya cara sendiri menyelesaikan persoalan di jalan.

”Memang penuh risiko. Tapi, kalau sudah terbiasa, ya dibawa santai saja. Saya ini sudah lama di jalan, jadi sudah biasa,” ujarnya lagi.

Sebelum pandemi Covid-19, Busa Pustaka kerap mangkal di Taman Gajah Enggal, Bandar Lampung. Di tempat terbuka itu, Mang Adiono membuka ”lapak” Busa Pustaka. Awalnya, banyak yang mengira Mang Adiono adalah penjual buku bekas. Namun, lama-kelamaan akhirnya orang tahu bahwa dia sedang mengajak anak-anak untuk membaca buku.

Sumber: