Demam Berdarah Melonjak di Jatim, Fatalitas Tinggi

Demam Berdarah Melonjak di Jatim, Fatalitas Tinggi

JUMLAH kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur terus naik dan diiringi dengan fatalitas (meninggal dunia) yang tinggi. Angka DBD melonjak sejak November yang mencapai 771 kasus. Naik lagi pada Desember sebanyak 1.108 dengan 13 kasus kematian.

Pada Januari ini, jumlah kasus pun masih tinggi. Nyaris mencapai seribu kasus dengan 17 kasus kematian hingga kemarin. Artinya, fatalitas kasusnya pun juga makin naik ketimbang bulan-bulan sebelumnya.

”Prinsipnya, nomor satu jangan dilupakan DBD ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono kemarin (26/1).

Artinya, saat ini memang masih fokus dalam penanganan pandemi Covid-19. Namun, masyarakat juga tak boleh lengah dengan serangan DBD.

Dinkes tengah menyiapkan upaya preventif dan promotif agar efektif dalam memberantas DBD. Yakni, berupa surat edaran No 443.23/1261/102.3/2022 tentang Kasus DBD. Setidaknya, terdapat tujuh poin dalam SE yang diterbitkan pada 20 Januari itu.

Salah satunya, menyiapkan fasilitas layanan kesehatan di daerah dalam upaya kewaspadaan DBD. Rumah sakit juga diminta melaporkan kasus DBD ke dinkes daerah dalam kurun waktu 1 x 24 jam. Tujuannya, dapat dilakukan penyelidikan epidemiologi.

Selain itu, diminta menyediakan logistik seperti larvasida dan insektisida. Erwin juga mengingatkan masyarakat agar disiplin terhadap 3M. Yaitu, menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Vektor utama DBD adalah nyamuk. Ditularkan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk itu mendapatkan virus dengue sewaktu menggigit dan mengisap darah orang yang sakit DBD tanpa gejala. Virus yang terisap itu akan berkembang biak ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk ke kelenjar liurnya. ”Saat nyamuk itu menggigit orang lain, saat itulah proses penularannya,” jelas Erwin.

Ia menyarankan ada gerakan yang harus dibuat di setiap lingkungan. Misalnya, sampai di lingkungan terkecil seperti RT/RW. Bikin gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Dengan demikian, upaya pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk akan melibatkan setiap keluarga.

Dengan begitu, penyakit tular vektor bisa terkendali. Juga, ditambah dengan fogging dan abate. Terutama di setiap lingkungan yang terjadi kasus DBD. Itu sangat efektif untuk mematikan nyamuk dewasa yang sedang berkembang. ”Abate mencegah jentik nyamuk tumbuh dewasa,” imbuh mantan kepala RS Lapangan Indrapura itu. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: