RSUD Sidoarjo Menuju RS Tipe A

RSUD Sidoarjo Menuju RS Tipe A

PRESIDEN Jokowi sudah mengungkapkan fakta bahwa Indonesia kehilangan devisa Rp 93 triliun per tahun. Sebanyak 2 juta pasien berobat ke luar negeri karena pelayanan kesehatan dalam negeri kurang memadai. Sidoarjo rupanya menangkap potensi itu.

”Nanti pasien Sidoarjo tidak perlu ke mana-mana. Cukup di RSUD saja,” ujar Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali saat meresmikan Pusat Pelayanan Kanker Terpadu RSUD Sidoarjo kemarin. Sudah ada layanan radioterapi yang sudah bisa beroperasi kemarin. Ia berharap layanan baru itu juga bisa dimanfaatkan masyarakat Jatim pada umumnya.

Mesin radioterapi itu memiliki spesifikasi Linear Accelerator (Linac). Teknologinya dapat mengakomodasi berbagai teknik radiasi canggih. Mulai dari 3D Conformal Radiotherapy (3D-CRT) hingga Intensity-Modulated Radiotherapy (IMRT).

Linac dapat digunakan untuk mengobati kanker dengan berbagai variasi kedalaman dan ukuran. Dengan bantuan komponen Multi-Leaf Collimator (MLC), radiasi yang dikirimkan dari alat Linac dapat dibentuk menyerupai jaringan kanker. Dengan begitu efek samping pada jaringan sehat di sekitar sel kanker tidak terdampak. Lebih akurat dan tepat sasaran.

Jika dibandingkan dengan mesin Cobalt-60, penyembuhan dengan mesin Linac bisa lebih cepat. Limbah radiasinya juga tidak ada. Cuma, pemeliharaan mesin yang lebih kompleks itu lebih mahal.

Layanan baru itu bisa membantu mengurangi beban RSUD Soetomo sebagai rumah sakit rujukan utama di Jatim. Antrean radioterapi di sana bisa berbulan-bulan. Sebab, pasiennya tak hanya datang dari Jatim. Tapi juga luar pulau. “Yang biasanya di Sidoarjo juga tidak perlu antre berbulan-bulan lagi,” kata Muhdlor.

Putra Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Agus Ali Masyhuri itu juga berencana mengembangkan RSUD ke Tipe A. Jika sukes, Sidoarjo bakal jadi kabupaten pertama yang memiliki RSUD kelas tertinggi itu.

DIREKTUR RSUD Sidoarjo Atok Irawan (kanan) dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali. (Foto: Boy Slamet-Harian Disway)

Saat ini RSUD Sidoarjo menyandang Tipe B pendidikan. Setara dengan RSUD dr Soewandhie milik Pemkot Surabaya.

Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan sudah menyiapkan persyaratan agar RS bisa naik kelas. Salah satunya adalah menambah dokter untuk layanan sub-spesialis.  ”Kalau kelas A ada 13 sub-spesialis. Insya Allah kita sudah cukup. Tinggal rekrutmen lagi dokternya,” kata dokter yang terpilih sebagai Patriot Covid-19 pilihan pembaca Disway itu.

Penambahan dokter untuk pelayanan kanker terpadu bakal dijadikan modal untuk naik kelas. Pihaknya akan menambah dokter penyakit dalam onkologi, bedah onkologi, obgyn onkologi, semua yang sub-spesialis kanker.

Gedung khusus kanker itu juga akan memangkas urusan birokrasi kesehatan. Sebab, gedung dan pelayanannya sudah dijadikan satu. Ruang radioterapi, onkologi, dan paliatif ada di lantai dua. Sedangkan lantai tiga digunakan untuk layanan kemoterapi one-day care. ”Biasanya layanan kanker terpadu ada di RS tipe A. Ini RS tipe B tapi bisa menyediakan.,” ujar Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) itu. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: