Menopause Normal, Tapi Menopause Dini Tidak
Patofisiologi
Pada dasarnya, menopause merupakan kondisi menurunnya hormon-hormon penting pada wanita. Yakni testosteron, progesteron, dan esterogen. Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSPI, dr M. Charnain Ibrahim SpOG, ketika ketiga hormon ini menurun, terjadi beberapa gejala yang akan mempengaruhi tubuh Anda.
Penurunan estrogen berpengaruh pada kehalusan dan kekenyalan kulit, kepadatan tulang, hati, otak, jantung, peredaran darah, penebalan dan penipisan endometrium dan kontur rahim. Sementara itu, progesteron yang sangat penting dalam masa ovulasi (reproduksi) dan laktasi bila turun akan membuat badan terasa berat. Dan dapat menyebabkan gangguan pendarahan pada rahim.
Penurunan testosteron berakibat menurunnya hasrat seksual. Efek negatif yang dimaksudkan ialah seperti hot-flushes atau mudah merasa panas, menurunnya libido atau nafsu, sering merasa lelah, vagina terasa kering, dan kulit terasa tidak lentur.
Menopause juga membuat payudara tidak begitu elastis, mood-swing, dan migrain. Untuk jangka panjang, kondisi itu meningkatkan risiko serangan jantung dan osteoporosis.
Pada sebagian perempuan, menopause juga mengakibatkan emosinya terganggu. Hal ini ditandai dengan suasana hati yang buruk secara tiba-tiba, sering merasa gelisah, depresi ringan, sulit tidur, hingga berkurangnya gairah seksual.
Meski demikian, bukan berarti gejala tersebut selalu mengindikasikan kondisi menoupause dini. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami beberapa gejala di atas untuk memastikan kondisi yang Anda alami.
Penyebab Menopause Dini
- Kegagalan ovarium secara prematur
- Faktor genetik
- Terapi radiasi dan kemoterapi
- Obat-obatan dan penyakit lainnya
- Kebiasaan merokok
- Berat badan yang terlalu rendah
Mengatasi Menopause Dini
- Terapi hormon
- Obat antidepresan
- Gel, krim, dan pelumas vagina nonhormonal
- Teknologi reproduksi bantuan
Seperti yang dikutip dari HealthFirst RS Pondok Indah, menopaus dini biasanya terjadi karena adanya gangguan lain. Seperti faktor genetik, pernah menjalani operahi rahim, atau pernah menjalani kemoterapi (radiasi membuat sel telur menjadi rusak).
Selain itu, menopause dini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis, karena kadar estrogen yang rendah dapat menurunkan kepadatan tulang. Namun, hal tersebut bisa dicegah dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan vitamin D, suplemen kalsium dan vitamin D, serta rutin berolahraga. (Retna Christa-*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: