Kasus Covid-19 Jatim Tembus Seribu

Kasus Covid-19 Jatim Tembus Seribu

KENAIKAN jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur cukup signifikan. Dalam 4 hari sudah nyaris 100 persen. Pada Rabu (26/1) mencapai 664 kasus aktif, kini sudah mencapai 1.166 kasus positif. Itu termasuk varian apa pun, dari Delta hingga Omicron.

Kemarin (30/1) tambahan terakhir sebanyak 363 kasus. Kota Surabaya menyumbang paling banyak, yakni 115 kasus. Disusul Sidoarjo 66 kasus, Kota Malang 55 kasus, Kabupaten Malang 30 kasus, dan Kabupaten Gresik sekitar 22 kasus.

Sementara itu, di 33 kabupaten/kota lain juga ada tambahan kasus. Namun, tidak terlalu banyak seperti lima daerah di atas. Rata-rata tambahannya masih di bawah 10 kasus. Berdasar data terakhir, total kasus aktif terbanyak ada di lima daerah itu juga.

Kota Malang menempati urutan teratas dengan jumlah 248 kasus. Lalu, Kota Surabaya 191 kasus, Kabupaten Sidoarjo 156 kasus, Kabupaten Malang 112, dan Kabupaten Gresik dengan 56 kasus aktif.

Kabar baiknya, angka fatalitas kasus masih sama dengan tahun lalu. Artinya, saat ini masih nol. Itu disebabkan beberapa hal. Yang paling penting, masyarakat sudah mencapai kekebalan alamiah.

Epidemiolog Windhu Purnomo mengungkapkan bahwa kekebalan alamiah masyarakat Jatim mencapai 85 persen. Meski, sekitar 30 persen warga masih belum divaksin. ”Itu yang terpenting. Tapi, juga jangan lengah,” ujar lulusan Universitas Airlangga itu.

Menurutnya, vaksin memang tak bisa menjamin seseorang tidak akan terpapar virus. Bahkan, orang yang sudah divaksin dosis lengkap pun masih bisa terpapar. Namun, itu tidak berarti vaksin tak ada guna.

Sebab, vaksin justru ampuh untuk antibodi seseorang. Terbukti dari banyak kasus. Saat terpapar Covid-19, orang yang sudah divaksin jarang mengalami gejala sedang, bahkan berat. Termasuk varian apa pun.

Namun, saat ini kekuatan vaksinasi rata-rata sudah hilang. Dihitung dari lamanya masyarakat mendapat vaksinasi yang terakhir. Maka, suntikan booster harus segera dipercepat lagi. Terutama bagi para lansia dan kelompok rentan. 

Pada dua kelompok itu, imunitasnya cukup lemah. Dengan demikin, mereka harus diprioritaskan. Begitu pula dengan anak-anak. Mereka pun harus mendapat vaksin lengkap. Sebab, anak-anak berpotensi besar membawa virus dari luar ke rumah masing-masing. ”Yang bahaya kan kalau di rumah ada yang lansia atau orang yang rentan,” tandas Windhu. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: