REI Jatim Optimistis Penjualan Rumah Naik 20 Persen

REI Jatim Optimistis Penjualan Rumah Naik 20 Persen

PEMERINTAH telah memperpanjang insentif untuk pasar properti. Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bisa dimanfaatkan sampai Juni nanti. Program itu telah terbukti efektif akhir tahun lalu.

Para pengembang memanfaatkannya untuk menjual sebanyak-banyaknya rumah atau apartemen ready stock yang sulit terjual gara-gara pandemi. “Indeks harga properti relatif stabil di triwulan III 2021,” ujar Dirjen Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto dalam seminar daring kemarin (4/3).

Insentif itu mampu mendongkrak kredit perumahan hingga Rp 465,5 triliun tahun lalu.  Peningkatannya juga mendongkrak 175 unit usaha yang bergantung pada pasar properti. Mulai dari usaha bahan bangunan, kontraktor, hingga agen properti. Karena itulah pemerintah tidak langsung menghentikan durasi PPN DTP.

Nilai insentifnya dikurangi. Penyerahan rumah tapak atau flat dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar dapat potongan 50 persen PPN. Sebelumnya, potongan mencapai 100 persen. Alias gratis.

Sementara, untuk unit dengan harga jual Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar mendapat insentif sebesar 25 persen. Nilainya turun separo dari keringanan tahun lalu yang mencapai 50 persen.

Skema penurunan separo itu juga dilakukan di sektor otomotif. Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) juga dipangkas 50 persen.

DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur tetap bersyukur insentif diperpanjang meski jumlahnya dipangkas. Mereka optimistis pasar properti bisa tumbuh lebih baik ketimbang 2020 dan 2021. “Tahun 2021 dari Agustus sampai akhir tahun, penjualan meningkat.  Kami yakin tahun ini pertumbuhan mencapai 20 persen,” ujar Ketua DPD REI Jatim Soesilo Efendy.

Menurutnya insentif dari pemerintah begitu membantu. Apalagi beberapa pemerintah daerah juga memberi diskon Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) hingga 50 persen di pengujung 2021.

Selain itu para agen properti sudah mulai menyesuaikan diri di masa pandemi. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga tidak seketat tahun 2020 dan 2021. Para pembeli bisa lebih leluasa melihat rumah ready stock. “Penjual rumah juga sudah mulai pintar. Mereka sudah tahu bagaimana trik penjualan di masa pandemi seperti sekarang ini,” jelasnya.

Pasar properti di area Surabaya Barat, Gresik selatan, dan Sidoarjo diprediksi bakal tumbuh pesat dalam beberapa tahun ke depan. Pemerintah daerah diminta menyiapkan jaringan baru untuk menampung air dari sumber pegunungan itu. Selain itu pemda juga diharapkan memperpanjang diskon BPHTB yang terhenti pada 31 Desember 2021.

Pemkot Surabaya masih belum menentukan sikapnya terkait program diskon BPHTB yang dibuka sejak Oktober 2021. “Untuk tahun ini belum ditentukan kelanjutannya,” kata Kepala Badan Pendapatan Daerah Surabaya Musdiq Ali Suhudi. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: