Perlu Data Ulang Penghuni Flat Surabaya
ANTREAN flat di Surabaya sudah mencapai 12 ribu keluarga. Angkanya terus meningkat setiap tahun. Sedangkan pembangunan flat dalam dua tahun cuma bisa dua tower. Masing-masing berisi 44 kamar.
Wakil Ketua DPRD Surabaya A. H. Thony meminta penghuni flat ditata ulang. Ia mendapati masih ada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menghuni fasilitas untuk warga berpenghasilan rendah (MBR) itu. "Kami juga temukan beberapa penghuni sudah punya mobil. Idealnya mereka harus tahu," ujar Thony kemarin (7/2).
Menurutnya tidak ada ASN pemkot berstatus MBR. Begitu juga dengan warga yang memiliki mobil. Mereka tidak mungkin lolos verifikasi dari kelurahan.
Ia sudah berkoordinasi dengan pemkot untuk menyelesaikan problem antrean itu. Selain ASN dan warga mampu, pendataan juga dilakukan untuk memastikan bahwa flat ditempati sesuai nama yang tertera pada izin tinggal.
Flat menjadi rebutan karena nilai sewanya hanya Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu per bulan. Hanya flat full perabot di Keputih yang sewa termahalnya Rp 120 ribu.
Bahkan selama pandemi, pemkot memberikan diskon 50 persen. Thony menyayangkan jika kebijakan pro rakyat itu tidak tepat sasaran. "Mau sampai kapan dibiarkan," lanjut politisi Gerindra itu.
Saat ini, ada 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya. Terdiri dari 103 blok berisi 4.890 unit flat. DPRD siap membantu pemkot untuk mengurai masalah itu. Salah satunya dengan mengubah Perda Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pemakaian Rumah Susun. (Adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: