Sehari 1.271 Orang Tertular Omicron di Surabaya

Sehari 1.271 Orang Tertular Omicron di Surabaya

Sudah dua pekan Covid-19 varian Omicron meroket di Surabaya. Angka hariannya sudah mengalahkan kasus varian delta tahun lalu. Dalam satu hari ada 1.271 orang tertular.

TAHUN lalu, peningkatan terjadi pada 14 Juli-14 Agustus. Jumlah penambahan pasien mencapai 30.969 kasus. Jika dirata-rata, kasus Delta mencapai 999 per hari. Namun angka kematian hariannya bisa mencapai 120 kasus per hari.

Meski angka penularan lebih ganas, kasus kematian varian Omicron jauh lebih sedikit. Sejak 4 Februari pasien yang meninggal hanya 4 orang. Angka kematian tidak pernah lebih dari satu orang dalam satu hari. Dan semoga tidak ada penambahan lagi

Kendati begitu Surabaya sudah memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2. Warga diminta mengurangi kegiatan di luar rumah. Jam malam berlaku pukul 21.00. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan 22 puskesmas buka selama 24 jam. Warga yang mengalami demam atau gejala batuk dan pilek diminta segera memeriksakan diri tanpa menunggu besok. “Langsung ke puskesmas. Kami swab gratis,” kata Eri kemarin.

Puskesmas yang buka 24 jam tersebar di Tanjungsari, Simomulyo, Manukan Kulon, Balongsari, Sememi, Krembangan, Dupak. Tanah Kali Kedinding, Sidotopo Wetan, Medokan Ayu, Gunung Anyar, Tenggilis, Keputih, Mulyorejo, Banyu Urip, Pakis, Jagir, Kedurus, Dukuh Kupang, Wiyung, Siwalankerto, dan Kebonsari.

Semua yang terkonfirmasi positif akan diarahkan ke ruang isolasi terpadu (isoter) di Hotel Asrama Haji dan Lapangan Tembak Tambak Wedi. Dua fasilitas itu sudah diperbaiki dan dilengkapi dengan fasilitas wi-fi. Sementara pasien yang tidak mau dirawat di sana bakal diantar ke hotel.

Bed Occupancy Rate (BOR) RS Surabaya sudah mencapai 20 persen. Eri mengungkapkan bahwa 20 persen bed tersebut berisi pasien dari luar kota. Ia sudah minta Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa agar pasien tersebut dipindahkan ke Isoter di Bangkalan yang dikelola Pemprov.

Sementara itu, jumlah kasus di Jatim juga terus bertambah. Dalam satu hari terakhir, ada 2 ribuan kasus. Kini total kasus aktif Covid-19 mencapai 10.023 kasus. Itu data terakhir (9/2) yang dihimpun dari laman: infocovid19.jatimprov.go.id.

Kadinkes Jatim Erwin Astha Triyono menegaskan bahwa saat ini varian yang dihadapi memang punya kecepatan penularan yang tinggi. Sangat mungkin jumlah pasien lebih banyak dari gelombang kedua. “Tapi jangan lupa ada variabel kedua. Kalau bisa, yang masuk rumah sakit sedikit mungkin,” terangnya.

Itu bisa dibandingkan dengan yang terjadi saat serangan Delta gelombang kedua. Sekitar 80 persen merupakan orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan. Sisanya, 15 persen butuh rumah sakit dan 5 persen ke ICU.

Kini, catatannya cukup baik. Sekitar 90 persen dari total seluruh kasus aktif merupakan OTG dan bergejala ringan. Sisanya, sekitar 11 persen butuh rumah sakit karena bergejala sedang. Tidak ada yang masuk ICU. Artinya yang bergejala berat dan kritis nol.

Erwin meminta masyarakat tak perlu panik. Terutama bagi pasien OTG dan bergejala ringan. Sebaiknya tidak perlu dirawat ke rumah sakit. Supaya beban rumah sakit tidak berat seperti saat gelombang kedua tahun lalu. Risiko penularan pun bisa diminimalkan. “Lebih baik yang positif dan bergejala ringan langsung ke tempat isoter,” katanya. 

Menurut data asesmen situasi Covid-19, transmisi komunitas di Jatim mulai naik ke level 3. Padahal seminggu lalu masih level 1. Selain itu, rawat inap rumah sakit masih level 1. Yakni mencapai 4,49 persen. Begitu juga dengan angka kematian mencapai 0,13 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: