Teroris Dibekuk, Keluarga Korban Disantuni
Terorisme di Indonesia hampir usang. Saat Densus 88 Antiteror menangkap lima terduga teroris di Bengkulu dan Jogja Rabu (9/2) dan Kamis (10/2). Reaksi warganet sepi. Sebab, terorisme jadi masa lalu. Yang kelam.
DI Bengkulu, ditangkap MT, petani di Desa Bajak 1, Kecamatan Tabah Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Kades Bajak I Darsono kepada pers, Rabu (9/2), mengatakan: ”Selama ini MT tidak terlihat memiliki gerak-gerik mencurigakan. Ia petani cabai yang jarang bergaul.”
Masih di Bengkulu, ditangkap pula RH, dosen salah satu universitas di Bengkulu. Ia ditangkap di Kelurahan Tebeng, Kota Bengkulu, Rabu (9/2).
Istri RH, inisial WS, kepada pers, Kamis (10/2), mengatakan: ”Suami saya ustad, yang biasa mengisi dakwah, juga dosen. Bukan teroris. Malah, ia ketua RT di tempat tinggal kami.”
Di Bengkulu juga, ditangkap KH. Guru ngaji di Kelurahan Sidomulyo.
Kabidhumas Polda Bengkulu Kombes Sudarno, kepada pers, Kamis (10/2), mengatakan:
”Tim Densus 88 mengamankan tiga terduga teroris di sini. Polda Bengkulu bersifat membantu pengamanan saja. Yang memproses pihak Densus 88.”
Di Jogja, dua terduga teroris ditangkap. Keduanya jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah).
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (10/2), mengatakan:
"Penangkapan dua tersangka terorisme Jogja atas nama RAU di Tegalrejo, Rabu, 9 Februari 2022, dan SU di Bantul, Rabu.”
RAU, penjual roti, ditangkap pagi. RAU pernah mengikuti uji coba bom Gunung Sepuh di Bantul pada 2018.
Ramadhan: "RAU ikut uji coba bom Gunung Sepuh, Bantul, 2018. Sedangkan SU pernah ikut latihan militer bersama kelompok JAD Jogja 2016–2019, ingin melakukan amaliah dengan melakukan penyerangan ke kantor polisi.”
RAU maupun SU sama-sama berniat menyerang polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: