Kelas Penulisan Prosa dan Puisi Teater Gapus Hadirkan Penyair dan Prosais Top

Kelas Penulisan Prosa dan Puisi Teater Gapus Hadirkan Penyair dan Prosais Top

Puisi sebagai rangkaian kata-kata yang mencerminkan ekspresi dan mengandung beragam arti selalu memiliki ciri khusus. Yakni ketidaklangsungan ekspresi. Menurut Nanda, bahkan puisi yang paling realis atau paling wajar sekalipun, memiliki kecenderungan tersebut.

Lantas Nanda menjabarkan tentang resep menulis puisi. Antara lain, pertama, pilih sebuah momen penting. Hadirkan momen tersebut seutuh dan senyata mungkin. Kedua, pindahkan latar asli dalam momen tersebut ke dalam latar rekaan. Ketiga, tulis puisi dengan mempertimbangkan relasi peristiwa asli dengan latar peristiwa rekaan yang telah dipilih.

PROSAIS Indra Tjahjadi mengisi materi metode penulisan prosa dasar dalam kelas penulisan prosa dan puisi Teater Gapus. 

 

Teori Dasar Prosa

Sebelum Nanda, prosais sekaligus penyair Indra Tjahjadi juga pernah dihadirkan dalam kelas puisi. Ia banyak menerangkan metode penulisan prosa dasar. Seperti teknik membuat judul prosa. ’’Aspek judul sangat penting. Tak hanya sebagai kepala karangan namun juga harus dapat memikat pembaca,’’ ujar Indra.

Ia menyarankan para anggota kelas menulis Teater Gapus agar dapat membuat judul yang misterius. Judul yang tidak membuka keseluruhan isi cerita. Judul juga diimbau agar tak terlalu puitis. Karena justru berpotensi membuat pembaca bingung.

Indra memberi beberapa contoh judul cerpen menarik yang dapat memikat pembaca. Antara lain: Laki-laki yang Kawin dengan Peri (Kuntowijoyo), Sepotong Senja untuk Pacarku (Seno Gumira Ajidarma), Dua Telinga Saya, Rasanya Cukup (Yanusa Nugroho). Menurutnya, ceritanya yang sudah kuat jadi semakin dahsyat berkat judul yang menarik. Pembaca pun dapat menguraikan hubungan antara isi cerita dengan judul tersebut.

Para mentor yang dihadirkan dalam kelas penulisan Teater Gapus memiliki kesepakatan. Bahwa sastra, baik prosa maupun puisi, merupakan manifestasi kreatif manusia. ’’Puisi atau prosa memiliki alat dan bahan penciptaan. Baik dari pengalaman maupun citraan imajinatif. Segala hal yang dinamakan prosa atau puisi pastilah memiliki ’rasa’ di dalamnya,’’ kata Indra.

Kelas penulisan Teater Gapus sebenarnya telah dibuka kali pertama pada 2010. Namun, kelas itu bertahun-tahun vakum. Baru digalakkan kembali pada 2020. ’’Tujuannya untuk melatih para anggota Teater Gapus dalam menulis prosa atau puisi. Sehingga ke depan, generasi penyair atau prosais dari teater kami dapat terus eksis dan semakin bermunculan,’’ ungkap Adnan.

Lebih lanjut, pria kelahiran Pandeglang itu menyebut bahwa Teater Gapus sekian lama dikenal sebagai kelompok yang kerap menelurkan aktor serta penulis berbakat. Dengan kelas penulisan, diharapkan dapat menambah asupan pelajaran yang selama ini hanya diterima melalui proses belajar-mengajar secara akademis saja.

’’Masih berkelanjutan hingga saat ini. Rencananya, ke depan akan ada kelas penulisan naskah drama juga,’’ pungkas pria 22 tahun itu. (Retna Christa-Guruh Dimas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: