Masih Kurang 29 Relawan, Vaksin Merah Putih Butuh Partisipan
VAKSIN Merah Putih (VMP) bakal segera melenggang ke uji klinis fase 2. Fase 1 sudah berjalan 3 hari sejak Selasa (8/2). Total diikuti oleh 90 partisipan. Namun, tak semua partisipan sampai pada tahap suntikan.
Hasil sementara, ada 61 partisipan yang lolos. Masih perlu 29 partisipan lagi. Sebab, syarat fase 1 butuh 90 orang yang disuntik VMP. “Jadi untuk besok dan lusa masih dilanjutkan rekrutmen. Hingga jumlah subjek memenuhi kebutuhan minimal 90 orang,” kata Gatot.
Pada fase 1 itu, proses skrining dilakukan secara ketat. Tak hanya diukur tensi darah seperti vaksinasi pada umumnya. Tetapi juga harus melewati berbagai skrining medis lainnya. Mulai cek fisik, cek darah, rontgen, cek urine, swab PCR, hingga rekam jantung.
“Karena memang skrining diperlukan untuk menyeleksi partisipan,” kata anggota tim peneliti dr Gatot Sugiarto. Partisipan uji klinis harus lolos seleksi itu. Terutama untuk memastikan komorbid (bagi yang punya) mereka terkendali. Supaya titer antibodi yang dimunculkan vaksin bisa maksimal. Sehingga tidak percuma mendapat suntikan.
Pada hari pertama (8/2), ada 27 partisipan yang hadir. Sebanyak 16 yang lolos skrining dan 11 lainnya gagal. Di antaranya, 3 orang dinyatakan positif Covid-19 setelah di-swab PCR. Sedangkan, 8 orang dinyatakan komorbidnya tak terkendali.
Pada hari kedua (9/2), ada 35 partisipan yang hadir. Sebanyak 26 orang lolos skrining dan 9 orang gagal. Dengan rincian 8 orang positif Covid-19 dan 1 orang komorbid tak terkendali.
Pada hari ketiga kemarin, ada 28 partisipan yang hadir. Sebanyak 19 orang lolos skrining dan 9 orang gagal. Yakni 6 orang karena positif Covid-19 dan 3 orang punya komorbid tak terkendali.
Partisipan yang positif Covid-19 langsung dinyatakan tidak memenuhi kriteria uji klinis. Mereka sudah diberi obat standar vitamin dan antivirus untuk mengeliminasi virusnya. Mereka harus sembuh dulu. Minimal setelah 3 bulan dinyatakan negatif baru bisa ikut uji klinis fase 3 Juli nanti.
Berbeda dengan partisipan yang punya komorbid. Mereka harus memperbaiki penyakitnya dulu. Yakni dengan minta terapi pada dokter spesialis. Jika komorbid sudah terkendali, kemungkinan bisa ikut skrining fase pada 2 Maret.
Gatot mengatakan, para partisipan yang sudah disuntik VMP akan dilakukan kontrol medis secara rutin. Mereka akan berkunjung 10 kali. Untuk pemeriksaan darah. Itu berlangsung sekitar 6-12 bulan ke depan.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa VMP sudah tesertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia. Itu sudah bisa dipastikan oleh tim peneliti sejak awal. Sebab, salah satu bahan platform VMP tidak ada yang melibatkan hewan. “Kami ambilnya dari tumbuhan, khususnya kedelai,” jelas Gatot.
Menurut Koordinator Tim Peneliti VMP Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih, proses pengajuan sertifikat halal itu dilakukan sejak sebelum uji klinis. Semua sudah diperiksa secara ketat. Dari hulu hingga hilir proses pembuatan. Baik dari tim peneliti Unair maupun PT Biotis. “Dan hasilnya sudah dinyatakan halal,” jelasnyi. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: