Wayang Diremuk oleh Dalang Jogja
Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya.
Hingga menutupi sinar matahari junjungan kita sebagai Nabi alam semesta. Bukan nabi orang Arab saja.
Haruskah wayang diganti film-film tentang cerita agama produk asing? Yang membiayai setiap jengkal pemberontakan atas nama agama?
Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang, tapi belum tua. Wajar tak tahu budaya, tak tahu tata krama. Bagiku lebih nyaman pakai belangkon dan ikat kepala daripada taplak meja sebagai wujud kerendahan hati dan ketawadukan belaka.
Karena jubah, imamah, dan jenggot panjang adalah penampilan bendoro atau raja.
Pergelaran wayangnya ternyata spesifik. Ada satu wayang mirip Basalamah. Mengenakan pakaian dan peci pink. Berkalung serban hitam putih di leher. Berjenggot, tanpa kumis.
Dimainkan dalang kenamaan, Ki Warseno Slenk asal Sukoharjo, Jawa Tengah. Penontonnya banyak.
Dalang memainkan wayang mirip Basalamah dengan kalimat: ”Astagfirullah... Masya Allah...”
Wayang mirip Basalamah ketemu Gatotkaca. Basalamah bertanya:
”Saya tidak tahu, Gatotkaca itu apa? Makanan apa?"
Gatotkaca: ”Makanan apa, ndasmu kuwi.”
Akhirnya, wayang Basalamah bertemu dengan Prabu Baladewa. Di situlah ”Basalama” dihajar Baladewa. Dihajar habis.
Sampai keluar pakem. Dalang berdiri. Wayang Basalamah dibanting-banting. ”Bajingan kowe... Ayo... diremuk, diremuk,” dalang melemparkan wayang tersebut.
Suatu aksi teatrikal. Penonton tepuk tangan. Bersorak. Pertunjukan selesai.
Pergelaran itu direkam video. Diunggah di kanal YouTube ”Gedang Mas”, berjudul Dalang Menggugat, Wayang Haram? Gus Miftah Terbaru 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: