Kematian Covid-19 Disertai Komorbid Capai 46 Persen

Kematian Covid-19 Disertai Komorbid Capai 46 Persen

PASIEN Covid-19 yang disertai komorbid mendapat perhatian serius. Sebab, angka kematiannya cukup tinggi. Yakni, 46 persen dari total 2.408 pasien Omicron yang meninggal.

”Pasien dengan komorbid rata-rata meninggal lima hari sejak masuk rumah sakit,” terang Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers virtual Senin (21/2).

Komorbid yang terbanyak adalah penderita diabetes melitus (DM). Paling banyak kasus kematian akibat terlambat datang ke rumah sakit.

Selain itu, 73 persen kasus kematian disebabkan belum menerima vaksin dosis lengkap. Sedangkan 53 persen lainnya tergolong lansia. Lalu, bagaimana dengan Jawa Timur?

Kasus kematian yang baru terkonfirmasi sejak Januari sebanyak 48 pasien. Namun, belum diketahui seberapa banyak pasien meninggal disertai komorbid. Meski begitu, jumlah pasien Covid-19 disertai komorbid juga terus bertambah.

Bahkan kini sudah mencapai lebih dari 300 kasus. Didominasi pasien Covid-19 disertai DM sebanyak 134 pasien. Tertinggi kedua disertai komorbid ginjal kronis sebanyak 107 pasien. Menyusul penyakit jantung, hipertensi, dan kanker.

Ahli virus Universitas Airlangga Prof Chairul Anwar Nidom menyatakan bahwa penderita komorbid memang punya risiko lebih tinggi saat terpapar Covid-19. Sebab, ada aktivitas ACE2 dalam tubuh mereka. Dengan begitu, virus sangat mudah masuk ke sel.

Jenis komorbid yang paling berisiko adalah yang punya gangguan pada pembuluh darah. Salah satunya, diabetes melitus. Virus yang masuk melalui pembuluh darah bisa mengganggu pembuluh darah tersebut.

”Risikonya sampai bergejala berat hingga kematian apabila virus berkembang di dalam sel pembuluh darah itu,” katanya. Sebab, bisa menghambat perbaikan sel yang rusak. Selain itu, dapat memicu bahan-bahan proinflamasi. Maka, sistem metabolisme tubuh bakal terganggu. Risiko terinfeksi oleh kuman-kuman lain juga meningkat.

Namun, kata Nidom, risiko bisa diperkecil dengan vaksinasi. Asal jenis vaksin yang diterima cocok dengan struktur virus. Itu bisa mengurangi jumlah virus yang masuk ke sel. ”Sebaiknya memang mendapat vaksin yang tepat dengan dosis lengkap,” jelasnya.

Sementara itu, jumlah kasus aktif Covid-19 di Jatim saat ini mencapai 5.665 pasien. Jumlah tersebut terhitung melandai ketimbang dua pekan awal Februari. Kini Jatim sudah melewati puncak lonjakan kasus. Pakar epidemiologi juga memprediksi kasus bakal melandai pada akhir Maret. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: