Tersesat Menyenangkan di Gang Cantik

Tersesat Menyenangkan di Gang Cantik

Inilah kenangan saya dan keluarga ketika menjejakkan kaki di Venesia, Italia, beberapa bulan lalu. Perjalanan yang murah meriah. Sebab saya dan suami bisa merancang travelling on a budget. Namun tetap terasa mewah.

Senja semburat merah tampak menghiasi langit. Pertanda siang berganti malam. Suara deru mesin water bus yang dikenal dengan Vaporetto di kejauhan terdengar bersahutan. Saya merasa seperti terlempar di dunia lain!

Tepatnya ke dunia atlantis. Layaknya singgah di kotanya Aquaman. Sebab, sepanjang mata memandang adalah air kebiruan. Semua tahu, Venesia atau Venice atau Venezia, orang Italia menyebutnya, adalah kota yang dibangun di atas laguna.

Gondola-gondola yang berseliweran di Kota Venesia menjadi pemandangan khas yang mudah ditemukan di mana pun selama kami berjalan-jalan.

Saat menuju kota berjuluk The Floating City itu, saya bersama suami Teguh Putranto, dan dua bocah laki-laki, Muhammad Rayhan Arthursyah dan Hamzah Alexander Nordika, memilih berjalan kaki untuk sampai ke pusat kota.

Sebenarnya, ada water bus atau kereta dari tempat pemberhentian bus menuju ke Venesia. Namun, kami belum membeli tiket. Jadi jalan kaki sangat tepat.

Lagi pula ada hikmahnya. Kami bisa menikmati langit senja. Apalagi ini temanya kan travelling on a budget.

Begitu sampai, kami langsung naik tangga ke atas jembatan kaca yang melengkung. Di bawahnya ada perahu-perahu yang melintas. ”Oh inilah yang legendaris itu,” ujar saya keras-keras.

Di balik keindahan itu, ada teriakan kurang nyaman. Itu agak mengganggu kami ketika masuk Venesia. Teriakan itu ternyata datang dari beberapa orang yang bicara tak jelas akibat terlalu banyak minum. Ya sudahlah. Inilah Venesia.

Jalan-jalan kami sampai ke The Ponte Delle Guglie Bridge. Satu-satunya jembatan di Venesia yang dihiasi Gargoyles atau makhluk bersayap yang mengerikan.

Wajah Kota Venesia yang indah. Kota yang berjuluk The Floating City. Sudut pemandangan ini terpotret dari rooftop The Fontego dei Tedeschi.

Berjalan agak jauh membuat kami merasa haus. Untung ada water bottle vending machine. Maksud kami, membeli air kemasan. Datang seorang perempuan mendekat. ”Can you give me 3 Euro? I lost my wallet,” kata perempuan berwajah sendu itu.

Katanya dia juga ingin membeli air. Karena kasihan, kami memberinya uang. Eh ternyata setelah mendapat uang, dia malah langsung pergi. Kami melihat perempuan itu meminta-minta uang kepada orang lain. Makanya, hati-hati dengan scam semacam itu di Italia ya.

Pengalaman kurang menyenangkan itu langsung terhapus. Begitu kami melihat keindahan Venesia pada malam hari. Lampu gemerlap dengan gedung-gedung megah. Jajaran penjual gelato dan makanan ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: