Status Semeru Level III

Status Semeru Level III

GUNUNG Semeru kembali memuntahkan awan panas guguran (APG). Itu berlangsung dua hari sejak Rabu (2/3) hingga Kamis malam (3/3). Hujan abu pun mengguyur beberapa desa di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Yang cukup deras terjadi pada Rabu malam. Material panas itu meluncur dengan jarak hingga 4,5 kilometer. Mengarah ke Besuk Kobokan selama sekitar 20 menit. Warga pun panik hingga lari berhamburan.

”Warga yang mendengar gemuruh langsung lari keluar rumah,” kata Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi. APG keluar kali pertama pada Rabu pukul 03.00. Maka, status Semeru pun masih ditetapkan siaga alias level III.

Sementara itu, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Sawur Liswanto mengatakan, luncuran APG juga terjadi pada Kamis tepat pukul 21.11. Hanya berlangsung sebentar. Yakni, 684 detik.

”Jarak luncurnya tidak teramati karena gunung tertutup kabut,” katanya saat dikonfirmasi. Hingga kemarin, luncuran APG belum terjadi lagi. Namun, ia mengimbau warga agar tetap waspada. Sebab, luncuran material panas tersebut tidak bisa terprediksi.

Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM Nia Khaerani mengatakan, letusan Gunung Semeru memang terjadi hampir setiap hari. Tercatat 40 kali pada Selasa dan 32 kali pada Rabu.

Pada periode Kamis pukul 00.00–06.00 terekam letusan 16 kali. Tercatat dengan amplitudo 10–21 MM selama 55–95 detik. Disusul gempa embusan 2 kali dengan amplitudo 3–6 MM selama 22–33 detik. Lalu, gempa tremor harmonik satu kali dan tektonik jauh tiga kali. ”Itu teramati letusan asap warna putih kelabu setinggi 300–500 meter di atas kawah,” katanyi.

Pada Kamis pukul 06.00–12.00 kembali mengalami letusan 7 kali dengan amplitudo 10–20 MM. Durasi gempa 45–125 detik. Lalu, terekam 1 kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 15 MM berdurasi gempa 2.820 detik. Selanjutnya, pada pukul 12.00–18.00 juga tercatat 4 kali letusan dengan amplitudo 10–20 MM berdurasi gempa 65–105 detik.

Sementara itu, Kompartemen Kebencanaan (KK) IKA ITS berhasil memasang early warning system (EWS) di delta Sungai Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Alat itu sudah diuji coba melalui remote dari pos pantau Supiturang.

”Ini terhubung dengan EWS lain yang sudah ada,” ungkap Dewan Pakar KK IKA ITS Ginanjar Yoni Wardoyo. Selain itu, disediakan aplikasi pemantauan sesuai kondisi secara real time. Dan dapat diunduh di Playstore dengan nama ”Jaga Semeru”. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: