Janur Kuning
Sejarah berulang, rezim baru Orde Reformasi telah lahir. Kini giliran Soeharto yang menjadi target de-Soeharto-isasi. Apa saja yang berbau Soeharto dihancurkan, dan muncul tuntutan agar Soeharto diadili atas dosa-dosa politiknya.
Dua puluh tahun berselang. Orde Reformasi di bawah Jokowi mengingatkan banyak orang akan gaya politik Soeharto yang integralistik dan –dalam istilah Marsillam– fasistis, karena peran negara yang terlalu kuat vis a vis civil society, masyarakat madani.
Legasi Soeharto dibersihkan, tetapi masih tetap hidup dalam psyche masyarakat. Kenangan akan masa-masa ketika harga-harga murah, jalanan aman, pekerjaan gampang, dan biaya sekolah murah masih membayang indah.
Ketika sekarang kondisi susah, harga-harga tidak terjangkau, dan sekolah mahal, kerinduan terhadap Pak Harto bermunculan lagi.
Di poster pantat truk terpampang foto Pak Harto melambaikan tangan dengan senyum khasnya, sambil menyapa, ”Piye, Luwih Enak Jamanku, toh..?’’ (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: